Model bisnis "Temu" tidak bisa diterapkan di RI

id Kemendag,Isy Karim,Aplikasi Temu

Model bisnis "Temu" tidak bisa diterapkan di RI

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim. ANTARA/Harianto

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan aplikasi belanja Temu tidak akan bisa masuk Indonesia lantaran model bisnisnya tidak dapat diterapkan di tanah air.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan model bisnis dari platform asal China tersebut merupakan produsen ke konsumen atau factory to consumer (F to C), yang mana tidak bisa berlaku di Indonesia.

"Modelnya, Temu F to C, di kita enggak bisa. Kena itu terganjar sama peraturan pemerintah, ada PP 29 (PP Nomor 29 Tahun 2021) mengenai distribusi, itu produsen enggak bisa langsung masuk ke konsumen," ujar Isy di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.

PP 29 Tahun 2021 mengatur tentang kebijakan dan pengendalian ekspor dan impor, penggunaan atau kelengkapan label berbahasa Indonesia, distribusi barang, sarana perdagangan, standardisasi, pengembangan ekspor, metrologi legal, serta pengawasan kegiatan perdagangan dan pengawasan terhadap barang yang ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan.

Selain itu, Indonesia juga memiliki Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan melalui Sistem Elektronik.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendag sebut model bisnis Temu tak bisa diterapkan di Indonesia
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024