Pemerintah kaji wajib belajar 13 tahun menanamkan pendidikan karakter di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Warsito menyatakan bahwa pihaknya sedang mengkaji kebijakan wajib belajar 13 tahun, di mana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) akan diwajibkan untuk menanamkan pendidikan karakter.
“Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional -RPJMN- 2024-2029 itu sudah benar-benar muncul penuntasan atau menuju wajib belajar 13 tahun. Wajib belajar 13 tahun itu satu tahunnya adalah pra-sekolah dasar, jadi PAUD itu ke depan diwajibkan, tetapi tidak sebagai syarat masuk SD. Diharapkan di satu tahun pra-SD sudah mendapatkan pendidikan-pendidikan yang terkait dengan karakter,” kata Warsito saat ditemui dalam kunjungannya di Antara Heritage Center Jakarta, Kamis.
Menurutnya, kewajiban PAUD ditetapkan karena di usia tersebut, anak-anak berada di masa emas atau golden age.
“Jadi kalau kita menyebutnya golden age itu adalah masa-masa keemasan anak menerima pendidikan. Maka, yang menjadi penting di pra-SD ini sejatinya terkait dengan penanaman karakter,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya PAUD untuk menggali potensi bakat dan kreativitas anak.
“Multi talenta harus digali, jangan dibatasi hanya bisa menyanyi misalnya. Masih pra-SD ini gali berbagai multi talentanya, ada yang mungkin nyanyi, lukis, menulis ataupun bercerita, itu talenta itu harus digali sehingga nanti pelan-pelan dapat terlihat yang menonjol di bidang mana,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenko PMK kaji wajib belajar 13 tahun tanamkan pendidikan karakter
“Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional -RPJMN- 2024-2029 itu sudah benar-benar muncul penuntasan atau menuju wajib belajar 13 tahun. Wajib belajar 13 tahun itu satu tahunnya adalah pra-sekolah dasar, jadi PAUD itu ke depan diwajibkan, tetapi tidak sebagai syarat masuk SD. Diharapkan di satu tahun pra-SD sudah mendapatkan pendidikan-pendidikan yang terkait dengan karakter,” kata Warsito saat ditemui dalam kunjungannya di Antara Heritage Center Jakarta, Kamis.
Menurutnya, kewajiban PAUD ditetapkan karena di usia tersebut, anak-anak berada di masa emas atau golden age.
“Jadi kalau kita menyebutnya golden age itu adalah masa-masa keemasan anak menerima pendidikan. Maka, yang menjadi penting di pra-SD ini sejatinya terkait dengan penanaman karakter,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya PAUD untuk menggali potensi bakat dan kreativitas anak.
“Multi talenta harus digali, jangan dibatasi hanya bisa menyanyi misalnya. Masih pra-SD ini gali berbagai multi talentanya, ada yang mungkin nyanyi, lukis, menulis ataupun bercerita, itu talenta itu harus digali sehingga nanti pelan-pelan dapat terlihat yang menonjol di bidang mana,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenko PMK kaji wajib belajar 13 tahun tanamkan pendidikan karakter