Yogyakarta (ANTARA) - Anggrek Astuti Jogja, wadah kreativitas pemberdayaan anggrek di Pakem, Sleman, DIY, memperlakukan anggrek tidak hanya sekadar komoditas perdagangan dan pertanian, melainkan kebanggaan dengan cara menyematkan nilai-nilai nasionalis, kultural, artistik, dan estetika.
"Anggrek Astuti Jogja muncul di tengah-tengah tantangan pandemi COVID-19, menawarkan tempat perlindungan dari stres dan infeksi yang disebabkan oleh situasi sulit tersebut," kata Direktur Anggrek Astuti Jogja Hananda Hutami Putri di Sleman, Sabtu.
Lebih dari tempat perlindungan, Anggrek Astuti Jogja bertujuan untuk mengidentifikasi kembali budidaya anggrek dan menyajikan sudut pandang baru bagi para penggemar. Tempat ini berusaha untuk memperkenalkan metode inovatif, melangkah jauh dari pendekatan tradisional, dan menghadirkan ide-ide baru dalam merawat bunga-bunga anggrek yang lembut ini.
"Lebih dari sekadar tempat budidaya dan penjualan, Anggrek Astuti Jogja melambangkan platform kreativitas tanpa batas. Di sini, individu didorong untuk menjelajahi dan mengekspresikan visi artistik mereka secara bebas, baik melalui pengaturan anggrek yang inovatif, teknik budidaya eksperimental maupun tampilan yang imajinatif," katanya.
Hananda mengemukakan misi Anggrek Astuti adalah untuk menumbuhkan apresiasi yang mendalam terhadap anggrek, simbol kekayaan alam Indonesia. Menurut dia, sebagai negara kedua terbesar dalam keanekaragaman hayati anggrek, Indonesia diberkahi dengan beragam jenis tanaman yang luar biasa indah.
"Kami bertujuan untuk mendidik dan menginspirasi rasa bangga terhadap posisi unik kita, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk melestarikan dan merayakan keanekaragaman spesies anggrek yang tumbuh subur di negara kita. Melalui misi ini, kami berharap dapat memperkuat hubungan kita dengan alam dan menyoroti kontribusi luar biasa Indonesia bagi dunia botani global," kata Hananda.
"Melalui inisiatif-inisiatif ini, Anggrek Astuti Jogja berharap tidak hanya meningkatkan persepsi publik terhadap anggrek, tetapi juga memperkuat hubungan antara manusia dan alam, yang pada akhirnya akan memperkaya lanskap bidaya koleksi kita," tuturnya.
Berita Lainnya
90 pecinta anggrek ikuti Festival Anggrek Tricolur di Sleman
Jumat, 20 September 2024 8:40 Wib
Mahasiswa UGM kembangkan perangkat pemelihara anggrek berbasis IoT
Minggu, 15 September 2024 15:00 Wib
YPAM menggelar Festival Anggrek Vanda Tricolor Ke-7 di Pendopo Ambarrukmo
Jumat, 13 September 2024 22:28 Wib
Pemkab Sleman terima bantuan CSR konservasi keanekaragaman anggrek Merapi
Kamis, 5 September 2024 16:03 Wib
95 persen anggrek RI belum dapat status konservasi IUCN
Kamis, 5 September 2024 13:10 Wib
BRIN ungkap menemukan anggrek spesies baru endemik di Sulawesi Indonesia
Minggu, 18 Agustus 2024 14:36 Wib
Dispar Gunungkidul membuat panduan kunjungan wisata imbas Siklon Anggrek
Selasa, 23 Januari 2024 19:45 Wib
BPBD Kulon Progo mencatat ada 78 kejadian bencana dampak Siklon Anggrek
Senin, 22 Januari 2024 20:53 Wib