Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyerahkan bantuan sosial (bansos) yang bersumber dari APBD berupa Bantuan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) dan Bantuan Pejuang Ekonomi Muda Sleman (PEMS).
Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo di Pendopo Parasamya, Sekretariat Daerah Sleman, Rabu.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sleman Mustadi mengatakan bantuan PRSE terbagi menjadi dua yaitu Bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan Bantuan Pengembangan Usaha Simpan Pinjam.
"Untuk UEP dibagikan kepada empat kalurahan (setingkat desa) yaitu Kalurahan Umbulharjo Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan, Kalurahan Sumberrejo, Prambanan, Kalurahan Margorejo, Tempel, dan Kalurahan Sidomulyo, Godean," katanya.
Ia mengatakan masing-masing kalurahan diberikan kepada 20 orang PRSE dengan besar bantuan Rp2.000.000, sehingga satu kalurahan menerima Rp40 juta. Dengan demikian total keseluruhan 80 orang dengan nominal Rp160 juta.
"Tujuan bantuan ini untuk memberikan bantuan pemberdayaan bagi para perempuan pencari nafkah utama keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, di tengah stereotipe masyarakat terhadap perempuan berstatus janda yang cenderung negatif, agar mampu menjaga harkat dan martabatnya sebagai perempuan," katanya.
Sedangkan untuk bantuan Pengembangan Usaha Simpan Pinjam bagi PRSE diberikan kepada 15 Kelompok PRSE yang sudah terbentuk dengan nominal masing-masing Rp6.000.000, sehingga total bantuan sebesar Rp90 juta.
Penerima bantuan simpan pinjam PRSE ada 15 kelompok yaitu Kelompok Madu Puspa Indah (Madurejo, Prambanan), Sejahtera Mandiri (Sendangrejo, Minggir), Pondok Makmur (Pondokrejo, Minggir), Cahaya Agung Lestari (Margoagung, Seyegan), Boko Ayu Mandiri (Bokoharjo, Prambanan), Dahlia (Caturharjo, Sleman), Melati (Sidoagung, Godean), Sukuharjo Mandiri (Sukoharjo, Ngaglik), Selo Berkah (Selomartani, Kalasan), Mino Makmur (Minomartani, Ngaglik), Duku (Sumberadi, Mlati), Berkah Mulyo (Margomulyo, Seyegan), Srikandi (Margokaton, Seyegan), Banowati (Triharjo, Sleman), dan Luwih Mandiri (Margoluwih, Seyegan).
"Tujuan program ini adalah memberikan dukungan dana simpan pinjam di tingkat kelompok yang menjadi dana darurat ataupun dana pengembangan jika sewaktu waktu anggota kelompok PRSE membutuhkan, sehingga tidak jatuh dalam jeratan rentenir maupun pinjaman online," katanya.
Mustadi mengatakan untuk bantuan PEMS adalah bantuan yang diberikan kepada anak muda sleman dari keluarga miskin/rentan miskin dengan usia 18 hingga 30 tahun yang memiliki usaha. Diberikan kepada 50 orang dengan besar bantuan Rp 3.000.000 per orang, sehingga total bantuan Rp150 juta.
"Rencananya, jika dalam tiga tahun usahanya eksisting dan berkembang, maka akan diberikan bantuan lanjutan/bantuan pengembangan," katanya.
Ia mengatakan bantuan ini ditujukan untuk memupus mata rantai kemiskinan, dimana masyarakat miskin cenderung mengalami kekurangan sumber daya untuk membuka/mengembangkan usaha.
"Selain itu tidak semua anak muda dari keluarga miskin/rentan miskin mau dan atau mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang lanjut sehingga berwirausaha adalah salah satu pilihan terbaik," katanya.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan penyerahan bantuan ini merupakan salah satu bentuk kehadiran pemerintah dalam memotivasi warganya untuk berdaya secara ekonomi.
"Oleh karena itu Pemkab Sleman, melalui Dinsos melakukan kebijakan mengalokasikan program-program pemberdayaan masyarakat miskin yang secara berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan karakteristik masyarakat miskin itu sendiri," katanya.