Menangkal paham radikalisme di DIY dengan kearifan lokal

id radikalisme,kearifan lokal,diy Oleh Bambang Sutopo Hadi

Menangkal paham radikalisme di DIY dengan kearifan lokal

Ilustrasi coretan peringatan bahaya radikalisme. ANTARA FOTO/Andreas Atmoko

Yogyakarta (ANTARA) - Paham radikal atau radikalisme masih menjadi ancaman di Indonesia yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan sehingga perlu upaya untuk menangkalnya agar tidak menyebar luas di tengah masyarakat.

Guna menangkal penyebaran radikalisme, masyarakat memiliki peran penting. Begitu pula masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki strategi menangkal penyebaran radikalisme di daerahnya dengan kearifan lokal.

Hasil penelitian Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menunjukkan bahwa kearifan lokal mampu menjadi benteng efektif dalam menangkal radikalisme di tengah masyarakat. Kearifan lokal dapat menjadi salah satu cara mujarab untuk menekan paham radikal.

Faktor kearifan lokal menempati urutan teratas daya tangkal masyarakat terhadap radikalisme. Disusul oleh faktor kesejahteraan, kebebasan, kepercayaan umum, keadilan, dan faktor pertahanan keamanan.

Ketua FKPT DIY Mukhtasar Syamsuddin mengungkapkan kearifan lokal yang melekat pada masyarakat DIY mempunyai peran penting untuk menangkal radikalisme.

Kearifan lokal yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat berkontribusi besar dalam pencegahan radikalisme. Oleh karena itu, kearifan lokal yang telah lama ada dalam tatanan kehidupan sosial harus diberdayakan dan dilestarikan.

Meskipun masyarakat DIY memiliki sifat permisif terhadap budaya luar, potensi radikalisme masyarakat DIY masuk kategori sedang. Potensi radikalisme masyarakat DIY berada pada angka 55,0 atau pada kategori potensi sedang. Hal ini juga didasarkan pada hasil penelitian FKPT DIY.

Oleh karena itu, pencegahan radikalisme berbasis kearifan lokal sangat penting karena pendekatan ini lebih mudah diterima masyarakat dan efektif. Nilai-nilai kearifan lokal seperti toleransi, gotong royong, dan saling menghormati dapat memperkuat kohesi sosial, meredakan, dan meredam ketegangan di tengah masyarakat.

Kearifan lokal juga dapat berfungsi menjadi penyaring bagi nilai-nilai dari luar yang kurang sesuai dengan kultur budaya bangsa serta membantu membentuk karakter dan perekat persatuan pada bangsa ini.

Atas dasar itu FKPT DIY bekerja sama dengan Pemda DIY terus aktif menggelar berbagai kegiatan berbasis kearifan lokal untuk menangkal radikalisme. Kegiatan ini melibatkan pendidikan dan pembinaan masyarakat, dengan menanamkan nilai-nilai damai serta cara penyelesaian konflik secara konstruktif.

Berbagai kegiatan pencegahan radikalisme juga intens digelar di seluruh wilayah DIY dengan melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk dengan memberikan edukasi kepada para penyuluh agama hingga aparatur di tingkat kelurahan atau desa.

Berkaitan dengan hal itu, belum lama ini Kelurahan Ngupasan, Yogyakarta, menggelar "Sosialisasi Pencegahan Paham Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme" bagi para Ketua Kampung dan pengurus Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) se-Kelurahan Ngupasan

Lurah Ngupasan Sutana menilai KDM dan ketua kampung merupakan komponen atau elemen penting dalam memberikan edukasi, pengawasan, pelaporan terkait situasi, dan kondisi keamanan di wilayah masing-masing, khususnya dalam mencegah intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

Yogyakarta sebagai kota pendidikan, wisata, dan budaya tentu menjadi magnet positif bagi banyak orang. Tidak hanya bangsa sendiri, tetapi juga bangsa lain di dunia yang memiliki ragam kepentingan.

Di tengah era globalisasi modern saat ini, akses dan mobilitas yang serbamudah dan bebas ini, menurut Sutana, penting mewaspadai dan mengantisipasi adanya kelompok ekstremis yang membawa dan menyebarkan paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
 
Kenduri Desa Damai

Upaya mendayagunakan dan menguatkan kearifan lokal dalam pencegahan radikalisme juga dilakukan FKPT DIY dengan menggelar kegiatan Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri (Kenduri) Desa Damai di Kabupaten Bantul, DIY.

Kegiatan ini dilakukan mengingat pentingnya aspek pencegahan yang bersifat lunak dalam upaya mewaspadai berkembangnya radikalisme yang membajak kepercayaan tertentu di masyarakat.

Pendekatan lunak dalam pencegahan radikalisme dan terorisme itu termasuk dalam strategi penanggulangan terorisme yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Sekretaris FKPT DIY Dewo Isnu Broto menekankan penguatan nilai-nilai toleransi dan tradisi pada suatu daerah merupakan langkah yang efektif dalam pencegahan radikalisme.

Kegiatan Kenduri Desa Damai dalam pencegahan radikalisme merupakan usaha bersama untuk mewaspadai paham radikal dalam rangka merawat perdamaian, toleransi, dan kebhinnekaan Indonesia.

Kegiatan yang diikuti peserta dari aparatur desa dan perwakilan elemen masyarakat ini dapat memberikan pemahaman kepada berbagai elemen masyarakat dan aparatur desa mengenai pentingnya kearifan lokal dalam upaya pencegahan radikalisme.

Selain itu, juga memberikan gambaran jelas kepada berbagai elemen masyarakat dan aparatur desa mengenai radikalisme di Indonesia, yang meliputi ancaman, kerawanan, hingga perkembangannya sebagai bagian dari kewaspadaan bersama dalam pencegahan.

Kegiatan tersebut juga memberikan bekal kepada aparatur desa dan elemen masyarakat untuk melawan radikalisme melalui kearifan lokal.

Pemberian wawasan dan pemahaman kepada aparatur desa dan elemen masyarakat mengenai kearifan lokal penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta memberikan dasar pokok pikiran bagi pengembangan karakter aparatur desa dan elemen masyarakat untuk mencintai tanah air dan bangsanya guna mencegah dan menangkal radikalisme.


Smart Bangsaku

Kegiatan berbasis kearifan lokal untuk mendorong masyarakat ikut berpartisipasi dalam pencegahan terhadap potensi berkembangnya radikalisme di DIY juga dilakukan dengan menggelar "Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku" di pondok pesantren.

Dewo Isnu Broto mengungkapkan tujuan dari kegiatan itu adalah menjaga NKRI dengan mengembangkan nilai-nilai toleransi dan gotong royong sebagai upaya meredam bersemai dan tumbuhnya radikalisme.

Pengembangan nilai-nilai toleransi dan gotong royong untuk mencegah radikalisme dilakukan melalui kegiatan pengajian maupun kegiatan lain di lingkungan pondok pesantren yang melibatkan masyarakat sekitar.

FKPT DIY bersama BNPT juga menyebarluaskan upaya pencegahan radikalisme melalui media sosial. Hal ini dilakukan karena kelompok beraliran radikal kini menggunakan media sosial untuk propaganda dan merekrut anggota baru.

"Sekarang media sosial menguasai kehidupan masyarakat sehingga anak-anak, remaja, hingga dewasa selalu membuka media sosial. Oleh karena itu, FKPT DIY dan BNPT juga menyebarluaskan pencegahan radikalisme melalui media sosial untuk mengantisipasi kelompok beraliran radikal yang menggunakan media sosial untuk propaganda," kata Dewo Isnu Broto.

FKPT DIY dan BNPT juga mengintensifkan pencegahan radikalisme terorisme kepada lembaga pendidikan, keagamaan, dan kepemudaan di Kabupaten Kulon Progo, DIY, melalui Gerakan Muda Bangga Bernegara dan Beragama atau Gembira Beragama.

Dewo Isnu Broto mengatakan hasil riset BNPT 2023 menunjukkan pergerakan penyebaran radikalisme terorisme dengan berbungkus pemahaman keagamaan merambah kelompok perempuan, anak, dan remaja atau Generasi Z melalui berbagai modus, baik secara daring maupun langsung di masyarakat.

Gerakan radikalisme terorisme bahkan ditengarai juga masuk ranah politik, dengan mengubah strategi dari pendekatan kekuatan menjadi pendekatan lembut. Dari strategi bullet jadi ballot strategy atau dari peluru ke sosial. Hal ini perlu dicegah dengan program Gembira Beragama.

Gembira Beragama menjadi upaya pencegahan radikalisme dan terorisme dengan mengajak anak-anak muda lintas iman di wilayah Kabupaten Kulonprogo berdialog dan menyampaikan pengalaman yang dialami.

"Kita harus menguatkan kerangka berpikir. Radikalisme terorisme adalah kejahatan luar biasa. Kejahatan serius yang menyasar skala nasional hingga global. Pelibatan masyarakat, terus kita gelorakan dan kuatkan dalam pencegahan radikalisme terorisme," kata Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kol Sus Harianto

Pemerintah membutuhkan dukungan dan partisipasi masyarakat dalam mencegah dan menangkal paham radikal, antara lain, melalui pendekatan berbasis kearifan lokal.

Editor: Achmad Zaenal M
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menangkal radikalisme di DIY dengan kearifan lokal