Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mempersiapkan translokasi beberapa badak jawa (Rhinoceros sondaicus) ke area penangkaran khusus Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) untuk program pengembangbiakan.
Translokasi rencananya dilakukan dari habitat alami badak Jawa di Semenanjung Ujung Kulon menuju JRSCA di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang. Keduanya masih berada dalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon dan berjarak sekitar 14 kilometer dengan melintasi laut.
Dalam pernyataan diterima di Jakarta, Kamis, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut Satyawan Pudyatmoko menjelaskan bahwa translokasi perlu dilakukan untuk program breeding atau pengembangbiakan guna membantu meningkatkan keanekaragaman genetik populasi badak.
"Kondisi populasi badak jawa di alam ada indikasi penurunan varietas genetik. Sehingga translokasi ke JRSCA juga dapat membantu mencegah terjadinya inbreeding dan memperkuat ketahanan genetik populasi badak jawa," jelasnya.
Proses translokasi akan dilakukan dengan dukungan TNI AL, Yayasan Badak Indonesia (YABI), dan sejumlah mitra konservasi lainnya.
Untuk mempersiapkan proses itu, Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Yonkapa) 1 Marinir menggelar simulasi penggunaan Ranpur Kapa K-61 di Jakarta pada Rabu (28/5), guna menguji kemampuan angkut kandang badak jawa melintasi laut.
"Simulasi ini penting untuk memastikan proses translokasi berjalan aman dan minim risiko, mengingat jarak tempuh lintas laut cukup panjang," kata Satyawan.
Sementara itu, Komandan Yonkapa 1 Marinir, Mayor (Mar) Bayhaky C. Chipta, menyampaikan bahwa kegiatan ini juga merupakan bagian dari kesiapsiagaan TNI AL dalam mendukung evakuasi satwa liar saat terjadi bencana alam seperti tsunami, letusan gunung, atau kebakaran hutan.