Warung Klangenan: Angkringan kekinian, terjangkau, dan bikin betah

id angkringan,warung angkringan,warung klangenan,klangenan,yogyakarta,jogjakarta

Warung Klangenan: Angkringan kekinian, terjangkau, dan bikin betah

Pengunjung sedang membakar sate secara mandiri di Warung Klangenan. ANTARA/Gusti Rian

Yogyakarta (ANTARA) - Di tengah menjamurnya kafe dan restoran modern di Yogyakarta, Warung Klangenan hadir menawarkan alternatif yang berbeda yakni menggabungkan konsep angkringan tradisional dengan nuansa premium, tidak sekadar tempat makan, tetapi juga mengedepankan suasana yang membuat setiap kunjungan terasa istimewa.

Paskalis Satyantara, pengelola Warung Klangenan, menjelaskan nama "Klangenan" sendiri berasal dari bahasa Jawa, yang berarti kegemaran yang bisa dilakukan setiap hari.

"Kami ingin menjadi tempat di mana orang bisa menikmati makanan berkualitas dan suasana nyaman setiap hari," ujar Paskalis, saat diwawancarai di Yogyakarta, Kamis (5/6/2025).

Meskipun sering dianggap sebagai tempat makan premium berkat kualitas dan fasilitas yang ditawarkan, Paskalis menegaskan bahwa harga di Warung Klangenan tetap ramah di kantong.

"Kami memang ingin memberikan kenyamanan, makanan berkualitas, dan pelayanan prima. Tapi bukan berarti harga kami melambung. Kami ingin orang-orang merasa bahwa Warung Klangenan tetap terjangkau," katanya.

Baca juga: Sate Klathak Mbah Sukarjo, Kuliner khas Yogyakarta di jantung kota

Konsep premium yang dimaksud oleh Paskalis lebih pada suasana, penyajian, dan fasilitas yang hadir di warung ini, bukan harga yang tinggi.

Untuk menu yang ditawarkan Warung Klangenan, ada beragam nasi kucing dengan aneka topping yang menggugah selera seperti teri, bandeng, hingga telur dengan harga ramah di kantong, hanya Rp4.000.

Aneka sate-satean juga tersedia, dengan harga mulai dari Rp2.000 hingga Rp4.000. Pengunjung juga bisa menikmati gorengan dan sayuran yang dijual seharga Rp2.000 hingga Rp3.000 per porsi. Sementara itu, jajanan pasar dibanderol rata-rata Rp3.000 saja.

Untuk pilihan minuman, Warung Klangenan menawarkan ragam varian mulai dari teh, kopi, susu, wedangan, jeruk, dan lainnya dengan harga mulai dari Rp7.000 hingga Rp15.000 per cup.

Hadirnya Warung Klangenan, lanjut Paskalis, berawal dari ide untuk berinvestasi tanah, namun dengan lahan yang cukup luas, membuat Paskalis dan rekan-rekannya berpikir keras agar bisa "mengangsur" tanah tersebut dengan cara yang tepat.

"Kami berpikir, bagaimana caranya supaya tanah ini bisa cicil sendiri," kenang Paskalis.
Baca juga: Saat Jet Kolet jadi bintang baru kuliner Borobudur di Festival Suadesa 2025

Setelah mempertimbangkan berbagai pilihan, mereka memutuskan membuka usaha kuliner angkringan, sebagai konsep utamanya, karena sebagai makanan khas masyarakat Yogyakarta.

Sebagai angkringan, lanjut Paskalis, Warung Klangenan berhasil menjangkau berbagai segmen pelanggan, mulai dari mahasiswa yang ingin berhemat, keluarga yang ingin makan bersama, hingga wisatawan yang mencari pengalaman kuliner otentik khas Yogyakarta.

"Mahasiswa pun tidak bingung kalau makan di sini, karena banyak pilihan yang sesuai anggaran. Bahkan, tamu yang datang dengan mobil mewah pun merasa senang karena kami menjaga kualitas, kebersihan, dan pelayanan yang standar," kata Paskalis.

Popularitas Warung Klangenan semakin melesat setelah kunjungan Presiden Joko Widodo. Paskalis mengungkapkan bahwa kunjungan tersebut bukanlah bagian dari strategi promosi yang mereka rencanakan, melainkan sebuah kebanggaan tersendiri.

Baca juga: Menbud Fadli Zon: Bangun ekosistem kuliner sokong diplomasi ke kancah global

"Itu bagi kami adalah sebuah kebanggaan. Beliau memilih makan di Warung Klangenan Yogyakarta untuk santap makan malam dan kami sangat bersyukur," ujarnya.

Kunjungan presiden tersebut ternyata membawa dampak positif, dengan semakin banyak orang yang mengenal Warung Klangenan.

Meski kini sudah memiliki dua cabang di Yogyakarta, Paskalis menyatakan bahwa mereka belum berencana mengembangkan bisnis ini menjadi waralaba. Meskipun banyak yang tertarik, Paskalis merasa banyak aspek dari Warung Klangenan, mulai dari fasilitas hingga pengalaman pengunjung yang sulit untuk direplikasi.

"Kami belum menemukan formulanya, karena angkringan Klangenan ini banyak sekali aspeknya yang tidak mudah diterapkan satu per satu," pungkasnya.

Baca juga: Jogja Food & Beverage Expo digelar di JEC pada 21-24 Mei

Baca juga: Pemkab Kulon Progo gelar Saron Gender di Plaza Kuliner Glagah

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.