Yogyakarta (ANTARA) - Di tengah lanskap industri yang kompetitif, PT Pamapersada Nusantara (PAMA) kembali menegaskan komitmennya dalam menjaring talenta terbaik bangsa melalui program Beasiswa "SAYA BISA!". Program ini dirancang sebagai sebuah inisiatif strategis untuk menemukan dan membentuk generasi ahli tambang masa depan yang berasal dari putra-putri berprestasi di sekitar wilayah operasional perusahaan.
Inisiatif ini menawarkan sebuah perjalanan transformatif bagi lulusan SMA/SMK terpilih, membekali mereka dengan pendidikan vokasi kelas dunia dan jalur karir yang jelas di industri pertambangan. Keberhasilan program ini tercermin dari kelulusan angkatan kedua di Politeknik Energi dan Pertambangan (PEP) Bandung pada 13 Agustus 2025 lalu, yang menjadi bukti nyata efektivitas PAMA dalam berinvestasi pada sumber daya manusia sebagai pilar utama perusahaan.
Program "SAYA BISA!" lebih dari sekadar bantuan finansial. Ini adalah investasi jangka panjang dalam talent scouting yang menghubungkan potensi lokal terbaik dengan pendidikan tinggi yang relevan melalui kemitraan eksklusif bersama PEP Bandung. Seluruh biaya pendidikan, biaya hidup, laptop, hingga akomodasi ditanggung penuh, memastikan para penerima beasiswa dapat fokus pada pengembangan diri.
Abdul Nasir Maksum, Direktur HCGS, CCKM, LSP PT Pamapersada Nusantara, menegaskan bahwa program ini adalah fondasi dari strategi pengembangan talenta perusahaan. "Program 'SAYA BISA!' adalah jembatan yang kami bangun untuk menjaring dan membentuk talenta unggul dari akarnya. Mereka tidak hanya kami biayai, tetapi kami inkubasi, kami bimbing, dan kami siapkan untuk menjadi pemimpin masa depan PAMA," ujarnya.
Kualitas program ini telah terbukti melahirkan lulusan yang kompeten. Salah satunya adalah Akbar Tri Widodo, wisudawan dari prodi Teknologi Geologi yang lulus dengan IPK 3,79. Selain cemerlang di bidang akademik, Akbar juga aktif berorganisasi dan menjadi delegasi dalam kolaborasi internasional dengan Ehime University, Jepang.
Meskipun beasiswa ini memberikan keunggulan, para lulusan tidak otomatis diterima. Difo, alumnus angkatan pertama yang kini menjadi karyawan PAMA, menjelaskan bahwa program ini adalah sebuah jalur percepatan. "Program ini menjadi fast track yang memberi kami peluang besar untuk berkarir di PAMA. Namun, kami tetap harus membuktikan kompetensi melalui tahapan seleksi lanjutan sesuai standar rekrutmen PAMA sebelum resmi bergabung," ungkapnya.
Kunci keberhasilan program ini terletak pada sinergi kuat antara dunia industri dan pendidikan. Pihak PEP Bandung menyambut baik kolaborasi ini. "Sinergi antara PEP dan PAMA ini menciptakan lulusan yang 'siap tempur'. Kurikulum kami selaraskan dengan kebutuhan PAMA, sehingga link and match antara dunia pendidikan dan industri terwujud secara nyata," kata perwakilan manajemen PEP Bandung.
Hendra Maraden, Recruitment Head PAMA, menambahkan bahwa ini adalah bagian dari strategi akuisi talenta yang serius dan terukur. "Melalui beasiswa SAYA BISA!, kami menyiapkan talenta lokal yang kompeten untuk masa depan. Proses seleksi penerima beasiswa pun menggunakan standar karyawan PAMA. Dengan demikian, kami berharap saat lulus nanti mereka memiliki bekal yang kuat untuk dapat lolos seleksi dan bergabung dengan kami," ujarnya.
Program ini menegaskan fokus PAMA untuk secara proaktif membangun sumber daya manusia yang unggul, memberdayakan komunitas lokal, sekaligus memastikan keberlanjutan kepemimpinan di dalam perusahaan.
