BPBD Yogyakarta segera susun peta rawan bencana

id bpbd kota yogya

BPBD  Yogyakarta segera susun peta rawan bencana

ilustrasi kegiatan warga di sungai gajah wong (Foto Antara/Noveradika)

Jogja (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta segera menyusun peta rawan bencana di daerah ini sebagai bagian dari mitigasi bencana.

"Kami sedang melakukan kajian untuk pembuatan peta rawan bencana, khususnya mencari pihak ketiga dari unsur akademis yang dapat membantu merealisasikan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, peta rawan bencana tersebut merupakan salah satu fasilitas dan instrumen yang harus dimiliki institusi yang bergerak dalam bidang penanggulangan bencana.

Peta rawan bencana tersebut tidak hanya akan berisi informasi mengenai potensi-potensi bencana yang ada di suatu wilayah tertentu, melainkan juga kondisi geografis serta informasi demografinya.

Potensi bencana yang ada di Kota Yogyakarta di antaranya adalah gempa bumi, tanah longsor, angin kencang, banjir, banjir lahar dingin hingga bencana kebakaran.

"Kami berharap, peta rawan bencana ini sudah dapat direalisasikan pada tahun ini," katanya.

Agus menambahkan, peta rawan bencana tersebut juga bisa dijadikan sebagai dasar perencanaan kebijakan mitigasi bencana di suatu wilayah secara berkelanjutan, misalnya di bantaran Sungai Gajah Wong.

BPBD, lanjut dia, sudah berkomunikasi dengan Forum Silaturahmi Daerah Aliran Sungai (Forsidas) Gajah Wong yang menyatakan bahwa di wilayah tersebut membutuhkan pembangunan talud untuk mengantisipasi tebing longsor saat musim hujan.

"Jika kondisi kerawanan tersebut sudah dipetakan maka pemerintah bisa menyusun rencana untuk mengantisipasi tebing longsor," katanya.

Selain tebing longsor, lanjut dia, potensi bencana musiman pun bisa terekam secara menyeluruh di peta rawan bencana tersebut.

Saat musim pancaroba seperti sekarang, BPBD Kota Yogyakarta meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrim misalnya hujan lebat dan angin kencang. "Kewasapdaan bisa ditingkatkan karena kami mengetahui daerah mana saja yang memiliki kerawanan tinggi terjadi angin kencang," katanya.

Begitu pula, kata dia, dengan bencana lainnya, seperti kebakaran. "Potensi kebakaran juga meningkat saat musim pancaroba hingga kemarau. Dari tahun ke tahun, kecenderungannya seperti itu," katanya.

(E013)

Pewarta :
Editor: Regina Safrie
COPYRIGHT © ANTARA 2024