Pemudik dan wisatawan "serbu" tiwul Gunung Kidul

id pemudik dan wisatawan

Pemudik dan wisatawan "serbu" tiwul Gunung Kidul

Tiwul, makanan tradisional khas Gunung Kidul (Foto Antara/Mamiek)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Wisatawan dan para pemudik menyerbu pusat oleh-oleh di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk memborong makanan khas tiwul dan gatot yang diolah dari bahan ketela pohon.

Salah seorang pembeli makanan khas itu, Ujang, pelancong asal Jawa Barat, mengaku ingin membeli tiwul untuk oleh-oleh saat pulang ke Bogor, setelah mengunjungi destinasi wisata Gua Pindul dan kawasan pantai di Kabupaten Gunung Kidul. "Saya beli tiwul untuk oleh-oleh karena hari ini akan langsung pulang ke Bogor," kata Ujang.

Selain tiwul, dirinya membeli makanan khas lainnya seperti belalang dan manggleng, yang selama ini sulit ditemui di kotanya. "Saya belum pernah makan belalang, jadi ini saya membeli dua toples, sekalian mencobanya," katanya.

Dengan harga yang relatif murah, tiwul dan gatot satu bungkus Rp14.000, menjadikan makanan khas ini sebagai pilihan yang pas untuk oleh-oleh. "Harganya relatif murah dan pas untuk oleh-oleh karena bisa bertahan dua hari," kata dia.

Salah satu produsen gatot-thiwul, Slamet Riyadi mengatakan selama libur lebaran, produksi tiwul dan gatot meningkat tiga kali lipat dibandingkan hari biasa. "Selama libur kami menghabiskan 1.000 tumpeng tiwul dan 2,5 kuintal gatot per hari," katanya.

Selain kalangan wisatawan, para pemudik asal daerah ini juga membeli untuk menikmati makanan pokok masyarakat Gunung Kidul pada tahun 50-an itu.

"Banyak masyarakat asli yang tinggal di kota, membeli makanan itu karena kangen rasa khasnya," kata pemilik toko Yu Tum.

Selain gatot-thiwul, makanan khas yang banyak dicari adalah belalang goreng. Makanan yang tergolong ekstrem ini karena berbahan baku belalang kayu yang menjadi makanan favorit pengunjung karena rasanya berbeda dengan penganan lainnya.

"Selama libur lebaran, kami menyiapkan 1,5 ton siap saji yang dikemas dalam toples kecil untuk disetorkan ke toko-toko," kata Subagyo, seorang penjual belalang goreng asal Selang, Wonosari.

Dia mengaku dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, belalang goreng selalu habis selama libur lebaran. "Belalang goreng menjadi makanan khas Gunung Kidul yang cukup populer," kata dia.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024