Jakarta (Antara Jogja) - Pemilik klub Inter Milan Erick Thohir mengatakan hanya sepak bola yang sementara ini bisa jadi industri di Indonesia, karena cabang olahraga lain belum melibatkan kalangan swasta dan masyarakat.
"Kita harus melihat fakta cabang olahraga mana saja yang bisa jadi industri. Sepak bola sudah lebih baik karena sudah melibatkan swasta dan masyarakat, tapi memang kita tidak bicara hasil (prestasi, red)," kata Erick dalam seminar 'Ayo Bangkit Olahraga Indonesia', di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan jika berbicara prestasi, maka sepatutnya bulu tangkis yang menjadi industri lebih dahulu di Indonesia.
"Tidak usah di Indonesia, di Jerman saja yang benar-benar jadi industri hanya Bundesliga (liga sepak bola, red). Bukan cabang olahraga lain," kata pemilik 70 persen saham Inter Milan, klub sepak bola asal Italia ini.
Ia menerangkan, industri olahraga membutuhkan pihak swasta dan masyarakat untuk sehat dan kuat, sedangkan peran pemerintah terbilang sangat kecil.
"Peran pemerintah ada, tapi tidak besar. Yang sangat berperan adalah swasta dan masyarakat. Jadi, harus mengikuti keinginan masyarakat. Kita dapat melihat bagaimana di Eropa, industri olahraga ini telah memiliki turunan yakni kalangan penggemar klub," ujar pria 44 tahun ini.
Menurut dia, kendala utama mengapa industri sepak bola di Indonesia tidak tumbuh dengan baik karena para pelaku belum mampu bersinergi, sehingga klub masih dihadapkan pada permasalahan dana.
Padahal, ia melanjutkan, jika mau bekerja sama dengan stasiun televisi, maka Liga Super Indonesia sudah sejak lama menjadi tuan rumah di negara sendiri.
"Di seluruh negara selalu liga lokal yang menjadi raja, sementara di Indonesia tidak demikian, karena tayangan 'live' tidak digelar pada malam hari. Karena apa? karena pertandingannya digelar di sore hari," kata dia.
Ia mengatakan jika para pelaku telah memiliki wawasan mengenai industri olahraga, maka semua kepentingan akan diselaraskan dengan keinginan masyarakat atau penggemar sepak bola.
"Ada konflik kepentingan, klub takut siaran langsung nanti tiket tidak laku, sementara dari stasiun tv juga sengaja tidak menyiarkan di 'premium time' agar nominal yang dibayar tidak tinggi, memang ada upaya ingin murah," ujar dia.
Padahal, menurut dia, pemasukan utama klub-klub di Eropa adalah dari pembayaran hak siar pertandingan, kemudian disusul sponsor dan penjualan tiket.
"Industri olahraga di Indonesia harus dibangun, jika tidak sekarang ya kapan lagi. Mengapa juara basket tidak pernah lepas dari Amerika Serikat karena pemain terbaik dunia main di sana semua. Artinya, dampak positifnya besar sekali," katanya.
(SDP-68)
Berita Lainnya
MK RI: Hanya 14 "amicus curiae" PHPU Pilpres 2024 didalami
Kamis, 18 April 2024 18:59 Wib
Disinggung pertemuan dengan Megawati, Prabowo hanya tersenyum
Jumat, 12 April 2024 15:06 Wib
Relawan Arus Bawah Jokowi: Gugatan PDIP ke PTUN hanya omon-omon
Kamis, 4 April 2024 17:07 Wib
Hotman Paris minta ahli jangan hanya "omon-omon"
Senin, 1 April 2024 21:45 Wib
Gibran sebut Prabowo bakal susun kabinet, Jokowi hanya beri masukan
Selasa, 26 Maret 2024 5:20 Wib
Waktu tunggu peserta JKN di faskes hanya dua jam
Jumat, 8 Maret 2024 6:44 Wib
Dugaan penggelembungan suara tak hanya dialami PSI, ungkap Bawaslu RI
Rabu, 6 Maret 2024 19:17 Wib
Polri: Pengendara hanya boleh gunakan "rest area" 30 menit selama libur mudik
Rabu, 6 Maret 2024 17:26 Wib