Produksi padi Kulon Progo naik 6,1 persen

id panen

Produksi padi Kulon Progo naik 6,1 persen

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan varietas padi unggul Melati Menoreh dalam rangka mendukung kedaulatan pangan di daerah ini. (Foto Mamiek/ANTARA)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Produksi padi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami peningkatan 6,1 persen atau 7.008 ton dari 114.702 menjadi 121.710 ton gabah kering panen pada 2014.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Minggu, menyebutkan produksi padi 121.710 ton gabah kering giling (gkg) dari luas tanam 19.262 hektare.

"Kami optimistis produktivitas padi akan meningkat 10 persen pada 2015. Untuk meningkatkan produksi padi bukan pekerjaan yang mudah, sehingga dibutuhkan kerja sama antara petani, petugas penyuluh lapangan (PPL) dan pemerintah," kata Bambang.

Ia mengatakan dari 12 kecamatan yang ada di Kulon Progo, kecamatan yang tingkat produksi padinya tinggi yakni Nanggulan sebanyak 21.628 ton GKG dengan luasan taman 3.274 hektare, Galur 14.785 ton GKG luas tanam 2.248 hektare, Sentolo 13.618 ton GKG luas tanam 2.200 hektare, Temon sebanyak 12.433 ton GKG dengan luas tanam 2.008 hektare dan Panjatan sebanyak 12.177 ton GKG luas tanam 1.904 hektare.

"Lima kecamatan ini merupakan sentra penghasil padi di Kulon Progo. Kami juga terus mencetak sawah baru lahan marginal di wilayah ini. Hal ini dalam rangka meningkatkan hasil produksi padi di Kulon Progo dimasa-masa yang mendatang," kata Bambang.

Namun demikian, ia mengakui, produktivitas padi masih di bawah 70 ton per hektare. Saat ini, rata-rata produktivitas padi baru mencapai 63,62 ton per hektare. Rekor produksi padi tertinggi masih terus dipegang wilayah Kecamatan Naggulan yang mencapai 66,06 ton per hektare, kemudian Galur 65,77 ton per hektare, dan Lendah 65,66 ton per hektare.

"Kami berupaya meningkatkan produktivitas padi. Kami menargetkan produktivitas padi naik tiga kuintal per hektare pada 2015 ini," katanya.

Ia mengatakan Dispertan Kulon Progo juga meningkatkan anggaran bantuan sosial untuk sektor pertanian dari Rp4 miliar menjadi Rp10,2 miliar pada 2015.

"Anggaran tersebut dalam rangka meningkatkan hasil produksi tanaman padi, jagung, kedelai dan hasil perkebunan," katanya.

(KR-STR)