Menteri BUMN: revitalisasi pabrik gula diharapkan tuntas 2017

id menteri BUMN

Menteri BUMN: revitalisasi pabrik gula diharapkan tuntas 2017

Menteri BUMN Rini Soemarno (Foto antaranews.com)

Kudus (Antara Jogja) - Program revitalisasi pabrik gula diharapkan bisa selesai pada 2017 guna mendukung program swasembada gula di Tanah Air, kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M Soemarno.

"Kami juga ingin menyaksikan penggilingan pertama di pabrik gula yang telah direvitalisasi. Mudah-mudahan bisa hadir kembali untuk melihat hasil revitalisasinya itu," ujarnya saat kunjungan kerja di Pabrik Gula Rendeng Kudus, Sabtu.

Kunjungan Menteri BUMN tersebut, didampingi Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX Adi Prasongko, Bupati Kudus Musthofa, Anggota Komisi VI DPR Abdul Wachid, Ketua Umum DPN Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikun serta hadir pula Muhammad Arum Sabil yang juga petinggi APTRI dari Jember.

Revitalisasi pabrik gula tersebut, diharapkan pula diikuti dengan peningkatkan produktivitas tanaman tebu petani bisa mencapai 100 ton per hektarenya.  

Untuk program revitalisasi pabrik gula, kata dia, pemerintah juga melakukan penyertaan modal negara sebesar Rp3,5 triliun untuk PTPN IX, X dan XI.

Alokasi penyertaan modal untuk PTPN IX, kata dia, mencapai Rp1 triliun untuk mendukung revitalisasi pabrik gula yang ada, salah satunya PG Rendeng Kudus.

Dengan program revitalisasi pabrik gula tersebut, dia berharap, pabrik gula dalam memproduksi gula bisa lebih efisin sehingga memberikan kesejahteraan yang lebih baik terhadap petani dan karyawan.

Berdasarkan keterangan dari Dirut PTPN IX, kata dia, PG Rendeng merupakan salah satu PG yang diutamakan untuk direvitalisasi.

Kapasitas gilingnya, kata dia, akan dinaikkan menjadi menjadi 4.000 ton tebu per hari.

"Untuk mendukung hal itu, kami juga menanyakan kesiapan bahan bakunya. Ternyata lahan yang tersedia memang cukup untuk memasok ketika kapasitas PG Rendeng dinaikkan," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Rini juga meminta bantuan Bupati Kudus Musthofa untuk membantu petani dalam hal penyediaan bibit tanaman tebu yang unggul sehingga produktivitas tanaman tebu bisa dinaikkan menjadi 100 ton per hektare.

Ketua Umum DPN APTRI Soemitro Samadikun menambahkan, agar bisa menghadapi integrasi pasar tunggal ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tingkat rendemen tebunya harus ditingkatkan, karena dengan rendemen tebu yang berkisar 5--7 persen dipastikan sulit bersaing dengan gula produksi asing.

Program revitalisasi untuk Pabrik Gula Rendeng sendiri disediakan anggaran sebesar Rp225 miliar yang merupakan penanaman modal nasional (PMN).

Dengan anggaran sebesar itu, PG Rendeng diharapkan bisa menambah kapasitas giling dari 2.500 ton tebu per hari menjadi 4.000 ton per hari.

Anggaran yang tersedia saat ini, dinilai memang belum mampu merevitalisasi secara menyeluruh, namun penambahan PMN tersebut diharapkan mampu meningkatkan kinerja mesin agar lebih efisien.

Hal itu, mendesak dilakukan karena mesin yang digunakan sudah tua sehingga rendemen tebu tidak bisa mencapai di atas 7 persen.

Program revitalisasi tersebut, rendemennya diharapkan bisa naik, sehingga harga gula juga bisa turun karena biaya produksinya lebih murah dan petani juga diuntungkan.  

Tingkat rendemen tebu di PG Rendeng Kudus angkanya hanya 6,38 persen, namun ketika dibandingkan dengan PG yang berada di PTPN IX, PG Rendeng Kudus masih lebih baik. 
KR-AN
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024