DIY fokus kembangkan sapi lokal

id DIY fokus kembangkan sapi lokal

DIY fokus kembangkan sapi lokal

sapi lokal Peranakan Ongole (PO) (ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan tetap fokus mengembangkan sapi potong lokal jenis Peranakan Ongole sebagai sapi unggulan di daerah itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Dalam lima tahun ke depan kami targetkan 50 persen populasi sapi di DIY adalah sapi lokal PO (Peranakan Ongole)," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sutarno di Yogyakarta, Selasa.

Menurut Sutarno, target tersebut telah ditekankan kepada seluruh kelompok peternak sapi di DIY, sebab sampai saat ini sapi peranakan luar negeri seperti Simental dan Limousin, serta sapi blasteran Simental dengan ongole telah mendominasi mencapai 70 persen dari 300.000 populasi sapi yang ada di DIY.

Sapi jenis Simental dan Limousin yang merupakan peranakan dari Australia mulai masuk DIY sejak 1977. Kendati memiliki kualitas daging yang lebih besar, menurut Sutarno sapi yang lebih cocok di wilayah beriklim dingin itu memiliki produktivitas lebih lama untuk dikembangbiakkan di wilayah DIY.

Menurut dia, indukan sapi jenis Simental dan Limousin memiliki jarak melahirkan mulai dua hingga tiga tahun sekali serta rentan mengalami gangguan reproduksi. Berbeda dengan sapi lokal jenis ongole yang setahun sekali sudah melahirkan.

Gangguan reproduksi sapi, kata dia, dapat disebabkan oleh jenis atau volume pakan yang tidak sesuai, pola budidaya, serta cuaca.

"Misalkan pakan sapi Simental yang seharusnya 40 kilogram sehari hanya dipenuhi 20 kilogram setara kebutuhan sapi jenis ongole," kata dia.

Oleh sebab itu, untuk menggenjot produksi serta populasi sapi, menurut dia, pengembangbiakan sapi lokal jenis ongole lebih sesuai untuk wilayah DIY.

Selain memiliki intensitas reproduksi yang cepat, kebutuhan hijauan pakan yang tidak terlalu banyak juga cocok dengan kondisi lahan pakan di DIY yang terus menyusut.

"Sapi ongole juga telah beradaptasi dengan kondisi alam di DIY, relatif lebih tahan penyakit, dan membutunkan volume pakan tidak terlalu banyak," kata dia.

Untuk mendukung peningkatan pengembangbiakan sapi lokal tersebut, Distan DIY telah melakukan pembinaan terhadap 2.000 kelompok peternak yang ada di DIY disertai penyediaan sarana prasarana serta penyedian 40.000 stok semen beku sapi ongole.

Sementara itu, terkait adanya rencana uji coba pengembangbiakan sapi jenis baru dari luar negeri di DIY seperti sapi Belgia (Belgian Blue) yang kini tengah dikaji di Balai Besar Veteriner (BBvet) Wates dan sapi Wagyu dari Jepang, Sutarno pesimistis sapi-sapi jenis itu dapat menyesuaikan kondisi pakan dan alam di DIY.

"Kami akan tetap siap mengawal rencana pengembangbiakan sapi-sapi janis baru dari luar negeri itu, tapi kami tetap berkomitmen untuk fokus pada sapi lokal," kata dia.

(T.L007)