Yogyakarta (Antara Jogja) - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta masih membutuhkan pendampingan teknis pemasaran produk dalam jaringan atau "online" untuk meningkatkan penjualan.
"Pelaku UMKM yang mengenali pemasaran online memang sudah banyak, tetapi yang memanfaatkannya sebagai sarana promosi masih sedikit," kata Ketua Komunitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM) DIY, Prasetyo Atmosutidjo di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia dari 600.000 pelaku UMKM DIY dengan beragam sektor usaha, yang telah memanfaatkan media sosial atau sarana pemasaran online lainnya belum mencapai 50 persen.
"Memang yang kenal pemasaran online hampir 100 persen, tapi yang memanfaatkannya betul-betul untuk memasarkan produknya belum banyak. Untuk sektor usaha kecil bahkan baru 5 persen," kata dia.
Padahal, kata dia, produk olahan atau bauh karya pelaku usaha lokal DIY cukup menarik dan potensial jika dipasarkan melalui cara itu. Menurut dia banyak konsumen dari daerah lain yang ingin membeli namun tidak memiliki akses lokasi penjualan.
"Kerajinan tangan dari kayu, kulit, kertas pengrajin di DIY cukup menarik untuk dipasarkan secara online," kata dia.
Hanya saja, kata dia, kemampuan teknis pemasaran secara online mencakup pemilihan serta pengunggahan gambar produk, pembuatan uraian yang menarik dan pembuatan jejaring di dunia maya belum banyak dimiliki pelaku UMKM di DIY.
"Jangan sampai karena teknik pengambilan gambar yang tidak sempurna, produk yang dipasarkan terkesan tidak menarik," kata dia.
Ia berharap Pemda DIY melalui Dinas Koperasi dan UMKM dapat memfasilitasi pelatihan pemasaran itu secara memadai. "Pemda DIY dapat menunjuk pihak ketiga untuk memberikan pelatihan kepada komunitas pelaku usaha di kabupaten/kota," kata dia.
Sementara itu, Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM DIY Agus Mulyono berharap pelaku usaha di daerah itu meningkatkan kunjungan ke Pusat Pelayanan Usaha Terpadu (PLUT) untuk mengonsultasikan masalah pemasaran usaha di lapangan.
Menurut dia PLUT yang berada di lingkungan Kantor Dinas Koperasi dan UMKM DIY itu telah memberikan berbagai layanana UMKM meliputi konsultasi bisnis, pengembangan SDM, pendampingan bisnis, hingga pemasaran produk UMKM.
Menurut dia dari ratusan ribu pelaku UMKM di DIY, baru 1.000 UMKM yang datang berkonsultasi di PLUT DIY yang telah berdiri sejak 2014.
"Selain mengoptimalkan PLUT kami juga melakukan "jemput bola" ke lapangan untuk memberikan pendampingan dan pelatihan sepekan sekali dengan melibatkan 12 pendamping," kata dia.
(L007)
Berita Lainnya
Ubah nasib UMKM, KEK Mandalika NTB
Kamis, 9 Mei 2024 17:49 Wib
Kemenperin: IKM kekuatan penting pertumbuhan industri manufaktur
Sabtu, 4 Mei 2024 16:39 Wib
Sertifikasi halal di Indonesia tak boleh ditunda, Oktober 2024 harus diberlakukan
Sabtu, 4 Mei 2024 14:39 Wib
Pemerintah tak batasi jam operasional warung Madura di Bali
Sabtu, 4 Mei 2024 6:11 Wib
Kemenparekraf menyiapkan 16,5 juta dolar AS untuk modal UMKM di FSI 2024
Kamis, 2 Mei 2024 19:18 Wib
Pelaku UMKM Gunungkidul didorong menjual produk manfaatkan teknologi
Senin, 29 April 2024 16:29 Wib
UMKM terancam ritel modern, pemerintah bakal lindungi
Sabtu, 27 April 2024 19:30 Wib
Pemerintah tak larang warung Madura buka 24 jam
Sabtu, 27 April 2024 16:16 Wib