Empat varietas bibit unggul Bantul diakui Kementan

id bibit

Empat varietas bibit unggul Bantul diakui Kementan

Ilustrasi petani bawang (antaranews.com)

Bantul (Antara) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengklaim ada empat varietas bibit unggul yang dikembangkan di daerah itu telah didaftarkan dan diakui Kementerian Pertanian.

"Ada empat varietas unggulan di Bantul yang sudah didaftarkan ke nasional, tinggal dikembangkan lagi agar komoditas itu bisa go nasional," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Jumat.

Empat varietas unggulan asli Bantul yang sudah terdaftar di Kementan itu adalah bawang merah varietas Tiron, tembakau Siluk (Siluk diambil dari nama daerah sentra produksi tembakau di Bantul), itik Turi dan padi varietas Inpari 23.

Ia mengatakan, bawang merah varietas tiron yang dikenal lebih tahan air dan hama penyakit serta adaptif terhadap perubahan lingkungan ini ditetapkan sebagai bibit unggul dan didaftarkan pada 2003, tembakau Siluk pada 2006, itik Turi pada 2005, Inpari 23 pada 2013.

"Kalau sementara ini pemakaian varietas asli Bantul ini masih regional baru di beberapa daerah, dan belum sampai wilayah Kalimantan, yang pernah dicoba sampai luar jawa itu tiron, karena ini banyak keunggulannya," katanya.

Menurut dia, empat varietas asal Bantul itu diterima dan diakui pemerintah pusat sebagai bibit unggulan karena mempunyai kekhasan masing-masing dan berbeda dengan bibit sejenis varietas lainnya yang ada di daerah lain maupun luar negeri.

"Yang terdaftar ini genetiknya berbeda dengan genetik lain, misalnya tiron harus beda dengan varietas lainnya, demikian juga itik Turi yang ada ciri khas tertentu. Dan sulitnya di situ, yaitu menemukan yang genetiknya berbeda," katanya.

Pulung mengatakan, empat varietas asli Bantul itu juga sudah dilakukan uji coba pengembangan di daerah lain oleh pemerintah pusat, dan pertumbuhannya tidak terpengaruh kondisi lingkungan atau musim di daerah luar Bantul.

"Dan memang kalau di Bantul sendiri sudah optimal, yang keluar daerah yang belum optimal. Jadi di luar daerah masih senang punyanya mereka masing-masing semacam Bima, Ciherang dan lain-lain," katanya.

(KR-HRI)