Merpati pesan 20 pesawat CN-212 dari PTDI

id merpati pesan pesawat

Merpati pesan 20 pesawat  CN-212 dari PTDI

Sebuah pesawat Merpati Nusantara

Jakarta (ANTARA Jogja) - PT Merpati Nusantara Airlines (MNA)memesan 20 unit pesawat jenis CN 212 kepada PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan harga per unit berkisar 6-7 juta dolar AS.

Penandatangan nota kesepahaman (MoU) jual beli dilakukan antara Dirut PT DI Budi Santoso dan Dirut Merpati Rudi Setyoputro yang disaksikan Menteri BUMN Dahlan Iskan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.

"Dari 20 unit yang dipesan Merpati itu, sebanyak 4-5 unit pesawat akan diserahkan pada tahun ini juga (2012), selebihnya diserahkan bertahap pada tahun-tahun berikutnya," kata Budi Santoso.

"Kerja sama ini merupakan langkah awal dan kembangkitan kembali kedua perusahaan, sebagai perwujudan dari sinergi di antara BUMN," ujar Budi Santoso.

Sementara itu, Dirut Merpati Rudi Setyoputro mengatakan, pengadaan pesawat dengan pola sewa beli ("leasing purchase") tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi pada kegiatan operasional Merpati secara berkesinambungan.

Ia menjelaskan, dengan penambahan pesawat tersebut maka jumlah pesawat Merpati akan menjadi sekitar 50 unit dari saat ini sebanyak 30 unit pesawat.

"Kami proyeksikan penambahan 20 unit pesawat baru akan memberi kontribusi paling tidak 20 persen terhadap total pendapatan," ucapnya.

Meski begitu, Rudi yang baru menjabat Dirut Merpati sejak pertengahan Mei 2012 ini tidak merinci lebih lanjut perkiraan pendapatan perusahaan pada tahun 2012.

"Yang pasti pada tahun depan (2013) Merpati tidak lagi menderita defisit. Saat ini Merpati mengalami kerugian sekitar Rp300 miliar per hari, namun dengan pembenahan di sana-sini kita harapkan ekuitas perusahaan juga menjadi positif," tegas Rudi.

 Terkait pembiayaan pesawat pesanan dari PT DI tersebut, ia mengutarakan bahwa Merpati tidak mengeluarkan biaya yang terlalu besar karena akan didanai oleh perusahaan pembiyaan kemudian disewa oleh sejumlah Pemda.

 "Setidaknya sebanyak 10 kabupaten di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua termasuk NTT sudah menyatakan minat menggunakan pesawat Merpati. Sedangkan yang sudah menandatangani kerja sama penggunaan Merpati yaitu Pemda Sampit dan Merauke," paparnya.

 Ia menambahkan, Merpati sedang melakukan pembenahan internal dari aspek manajemen "airline" dimulai dengan pembenahan di proses bisnis yaitu "marketing", penjualan, "services", operasi, teknik yang didukung pembenahan infrastruktur, SDM, dan budaya perusahaan serta teknologi dan informasi.

"Hasil dari pembenahan tersebut sudah tampak dengan dicapainya 'load factor' rata-rata mencapai 90 persen saat ini, dari sebelumnya hanya kurang dari 60 persen," ujar Rudi.
 (T.R017)