Perajin akar wangi Gunung Kidul produksi souvenir

id Kerajinan akar wangi

Perajin akar wangi Gunung Kidul produksi souvenir

Kerajinan akar wangi buatan perajin Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, yang dipasarkan ke Amerika dan Kuwait. (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul (ANTARA Jogja) - Perajin akar wangi dan bambu, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat beranekaragam bentuk souvenir unik.

"Kami memproduksi pluit suara burung, berbagai jenis hewan ukuran kecil hingga besar yang terbuat dari akar wangi dan kerajinan dari kayu," kata anggota asosiasi perajin akar wangi Gunung Kidul, Sumadi di Gunung Kidul, Kamis.

Ia menjual produk kerajinannya ke Amerika dan Kuwait melalui eksportir di Bali.

Jenis kerajinan yang diekspor dan paling banyak permintaan yakni tempat undangan yang terbuat dari perpaduan kayu, bambu dan akar wangi, kotak tisu dan boneka dari akar wangi.

"Kami belum mampu menjual atau memasarkan produk kerajinan kami secara mandiri. Karena pembeli dalam jumlah besar enggan datang ke Gunung Kidul dengan alasan prosedur sangat rumit. Saat ini Bali merupakan jendela dari produk kerajinan kami," katanya.

Ia mengatakan, harga yang ditawarkan sangat murah, karena dijual dalam grosir. Untuk kerajinan dari bambu ukuran kicil harganya mulai Rp300 per unit (pieces), boneka dari akar wangi ukuran kecil Rp2.500 per unit (pieces) hingga Rp150 ribu per unit dengan ukuran besar.

"Harga kerajinan kami tergantung dari ukuran, bahan baku dan tingkat kesulitan pembuatan serta keunikan dari kerajinan itu sendiri," kata Sumadi.

Terkait potensi pasar lokal, kata dia, masih sangat rendah khususnya di Pasar Beringharjo dan Malioboro, Kota Yogyakarta.

Hal itu karena banyak perajin dari wilayah provinsi D.I. Yogyakarta lain yang juga membuat kerajinan yang sama.

"Banyak permintaan untuk pasar lokal. Tapi masih terganjal pada harga. Pasar lokal biasanya minta barangnya bagus dan sangat murah. Kalau kami menjual ke Bali atau luar negeri, harga kerajinan sudah menggunakan standar harga tersendiri," kata dia.

Bahan baku akar wangi, bambu dan kayu, kata dia, didapatkannya dari wilayah Kecamatan Playen, Semin, dan Tanjungsari serta kecamatan lain di Gunung Kidul. Harganya juga cukup murah, karena bahan baku terserdia melimpah di Gunung Kidul.

"Bahan bakunya dari Kabupaten Gunung Kidul. Kami sangat mudah mendapatkan bahan baku kerajinan, khususnya bambu dan kayu," kata dia.

(KR-STR)