Perajin batik jumput Tahunan kembangkan batik campuran

id perajin batik jumput

Perajin batik jumput Tahunan kembangkan batik campuran

Ilustrasi perajin Batik di Yogyakarta (Foto ANTARA/Mamiek)

Jogja (ANTARA Jogja) - Kelompok perajin batik jumput di Desa Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, berinovasi dengan cara mengembangkan batik campuran yang merupakan kolaborasi antara batik jumput dengan batik tulis.

Ketua Kelompok Perajin Batik Jumput Tahunan, Tuliswati Sandhi, di Yogyakarta, Kamis, mengatakan pengembangan inovasi batik campuran tersebut untuk meningkatkan daya tarik dan memperluas pangsa pasar.

"Tentunya perlu ada ide-ide baru untuk meningkatkan daya tarik serta memperluas pasar batik jumput Tahunan. Oleh karena itu kami coba mengolaborasikannya (batik jumput dengan batik tulis, red.)," katanya.

Upaya inovasi, kata dia, perlu dilakukan untuk memberikan ciri khas batik jumput Tahunan dengan batik jumput yang telah banyak dikembangkan oleh para perajin batik di Indonesia.

"Yang mengembangkan batik jumput kan sudah banyak misalnya yang ada di Jawa Timur serta Jawa Tengah, dengan batik campuran diharapkan ada ciri khas batik jumput Tahunan," katanya.

Selain itu, kata dia, upaya tersebut juga terdorong dari minat anggota kelompok perajin yang secara keseluruhan memiliki orientasi ekspor.

"Kami semua di Tahunan memiliki keinginan untuk melakukan ekspor maka juga diperlukan barang yang memiliki kualitas ekspor," katanya.

Anggota perajin batik jumput Tahunan, kata dia, saat ini berjumlah 15 orang yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga.

Ia mengatakan proses pengerjaan batik memang akan menjadi lebih lama karena harus melalui dua proses pembuatan batik.

"Kalau pengerjaan batik jelas akan menjadi lebih lama, karena akan ada dua tahap yaitu batik tulis yang menggunakan malam, setelah itu dilanjut batik jumput yang harus dijahit dulu," katanya.

Mengingat proses pembuatannya yang lebih rumit, menurut dia, batik tersebut dibanderol lebih mahal dari batik jumput biasa dengan harga mulai Rp500 ribu per lembar.

Seorang perajin batik jumput, Rani, mengatakan telah melakukan kolaborasi batik jumput dengan batik tulis meskipun masih dalam jumlah yang sedikit.

"Ya saya hanya membuat kalau ada yang pesan saja, kalau tidak ada ya tidak buat," kata Rani yang juga pemilik toko batik "By Rani HS" itu.

Menurut dia proses pengerjaan batik tersebut membutuhkan tambahan tenaga perajin, sedangkan saat ini dia mengaku belum mampu memberikan penambahan tenaga perajin karena terkendala modal.

"Tenaga perajin yang ada masih terbatas, untuk saat ini saya belum berani tambah karena modal masih minim," katanya.

Hingga saat ini, ragam kerajinan batik jumput yang secara rutin ia produksi antara lain mukena yang dijual dengan harga Rp250.000, syal Rp20.000-Rp80.000 , dompet batik Rp40.000, dan slayer Rp25.000, sedangkan kain batik dengan lebar dua meter dijual dengan harga Rp100 ribu hingga Rp350 ribu per lembar.

(KR-LQH)