Restorasi TNGM sesuai dengan ekologi Merapi

id tngm merapi erupsi

Restorasi TNGM sesuai dengan ekologi Merapi

ilustrasi TNGM Merapi(foto antaranews.com)

Oleh Victorianus Sat Pranyoto

Sleman, 28/2 (Antara) - Restorasi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terdampak erupsi 2010 menyesuaikan dengan ekologi asli kawasan tersebut.

"Restorasi tanaman di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) ini mengacu pada tiga karakter wilayah lereng Gunung Merapi," kata Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) TNGM Asep Kurnia, di Sleman, Kamis.

Menurut dia, tiga karakter tanaman restorasi Merapi tersebut adalah jenis makanan satwa seperti pohon salam dan duwet, kemudian tanaman hidrologi untuk resapan air seperti gayam.

"Selanjutnya tanaman tahan panas seperti pohon puspa, yakni tanaman yang bisa adaptasi pada suhu tinggi. Tanaman jenis ini meskipun sudah terbakar awan panas pada batangnya, akarnya tidak mati dan dapat tumbuh lagi," katanya.

Ia mengatakan, restorasi TNGM juga mengutamakan tanam jenis lokal dan menghindari jenis di luar Merapi dan pohon untuk kebutuhan pertukangan.

"Tanaman di luar jenis lokal Merapi dikhawatirkan akan merusak ekologi wilayah setempat, termasuk koinservasi air," katanya.

Asep mengatakan, saat ini dari 2.400 hektare hutan TNGM yang terdampak erupsi Merapi 2010 sudah sekitar 400 hektar lebih yang telah direstorasi.

"Diperkirakan yang masih memungkinkan direstorasi sekitar 1.000 hektare lagi, sedangkan yang lainnya di sekitar puncak restorasi secara alam, dan saat ini sudah mulai tumbuh pepohonan di kawasan tersebut," katanya.

Ia mengatakan, saat ini pohon yang sudah ditanam di antaranya salam sudah sekitar 40 ribu batang dan duwet 20 ribu batang.

"Total satu hektare ditanami 400 bibit, pada 2012 sudah sekitar 123 ribu bibit pohon yang ditanam di kawasan hutan TNGM," katanya.

(U.V001)