Jogja (Antara Jogja) - Sistem asuransi berbasis masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional pada 2014 diharapkan bisa mendorong penggunaan obat esensial bagi masyarakat miskin, kata pakar farmakologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sri Suryawati.
"Selama ini obat esensial kurang digunakan, sebaliknya obat non-esensial justru lebih banyak digunakan. Hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara lain," katanya di Yogyakarta, Senin.
Selain itu, menurut dia, biaya obat yang dikeluarkan pasien ternyata 3-5 kali lebih mahal dari yang seharusnya. Jumlah obat yang diresepkan juga jauh lebih banyak dari yang seharusnya.
"Hal itu terjadi karena ketidaktahuan pasien dan tingginya tingkat permintaan obat yang menjadi peluang pasar bagi industri obat," katanya.
Ia mengatakan pasien anak dalam berobat juga tidak mendapatkan obat dengan formula yang sesuai. Oleh karena itu, kegiatan yang bersifat edukasi, manajerial, dan regulasi yang kuat sangat dibutuhkan untuk mengatur perdagangan obat dan pelayanan kesehatan di Indonesia.
"Tujuan dari pengaturan itu untuk memastikan semua orang memperoleh pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa menderita kesulitan keuangan pada saat harus membayar," katanya.
Menurut dia, pemerintah juga harus meningkatkan upaya untuk memperluas sistem asuransi, agar masyarakat dapat menggunakan asuransi untuk mendapatkan resep yang lebih baik.
"Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan lebih efektif dengan harga yang lebih rendah dari harga industri," kata Kepala Pusat Studi Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
(B015)
Berita Lainnya
Ketum PSSI: Marselino diharapkan diberi waktu bermain oleh Oxford United
Jumat, 23 Agustus 2024 18:58 Wib
PDIP: Pilkada Jakarta 2024 diharapkan tidak tampilkan demokrasi semu
Jumat, 16 Agustus 2024 17:17 Wib
Wabup Sleman harap TMMD diharapkan wadahi aspirasi masyarakat di pedesaan
Rabu, 24 Juli 2024 16:13 Wib
Menpora: Proliga diharapkan telurkan atlet tembus timnas
Senin, 22 Juli 2024 12:48 Wib
Bawaslu RI: Penggunaan Sirekap Pilkada 2024 diharapkan tidak bikin gaduh
Minggu, 14 Juli 2024 18:59 Wib
Prabowo-Gibran diharapkan memperkuat komoditas sawit RI
Minggu, 7 Juli 2024 17:26 Wib
Wapres: Ponpes diharapkan menjadi pusat pendidikan-pemberdayaan warga
Jumat, 28 Juni 2024 17:13 Wib
Kulon Progo diharapkan relokasi lokasi konservasi penyu Trisik
Jumat, 21 Juni 2024 18:31 Wib