Merpati akhirnya tahu diri

id merpati akhirnya tahu diri

Merpati akhirnya tahu diri

Pesawat Merpati (Foto antaranews.com)

Jogja (Antara Jogja) - PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) akhirnya tahu diri dengan kemampuannya, dan menyatakan berhenti beroperasi untuk sementara hingga konsolidasi di maskapai atau perusahaan penerbangan BUMN ini tuntas.

Merpati Nusantara tidak mampu lagi beroperasi sebagaimana mestinya, karena utang yang menggunung dan pemasukan yang menurun.

"Merpati sampai ke titik di mana kami tidak mampu beroperasi sebagaimana mestinya," kata Direktur Operasional Merpati Capt Daryanto dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Menurut dia, kondisi yang memprihatinkan ini antara lain karena menurunnya jumlah pemasukan, ditambah dengan semakin kecilnya tingkat kepercayaan masyarakat dan agen perjalanan.

Selain itu, Merpati juga memiliki utang pembayaran avtur terhadap PT Pertamina, sehingga pada saat ini Pertamina hanya akan mengirimkan avtur bila Merpati membayarnya secara tunai.

Direktur Operasional Merpati mengemukakan sebenarnya berbagai langkah telah dilakukan oleh manajemen, seperti mengurangi jumlah rute dan frekuensi penerbangan yang sekaligus juga mengurangi pesawat yang dioperasikan.

Namun, kata dia, hal itu juga tidak bisa berjalan, karena di beberapa bandara Merpati tidak bisa terbang karena tidak adanya pasokan avtur dari Pertamina.

Permasalahan lainnya yang dialami maskapai ini juga terkait dengan masalah asuransi serta persoalan internal dengan karyawan yang belum dibayar gajinya.

"Sekarang ini sudah muncul biaya pengembalian tiket yang tidak sedikit," katanya.

Merpati Nusantara menyatakan penumpang yang mengalami pembatalan akibat restrukturisasi rute yang dilakukan maskapai ini, akan dialihkan dengan menggunakan penerbangan swasta lainnya. "Kepada para penumpang yang mengalami pembatalan penerbangan, Merpati memberikan penjelasan bahwa para penumpang akan dialihkan dengan menggunakan penerbangan swasta nasional di masing-masing kota tersebut, ke kota tujuan sesuai tiketnya," kata Direktur Niaga Merpati Irvan Harijanto.

Irvan memaparkan untuk memudahkan pelaksanaannya, maka kepada para penumpang dimohon memberikan kode "booking" melalui nomor call Merpati 0804 1 621 621. Selanjutnya, masing-masing penumpang akan dihubungi kembali oleh petugas Merpati.

Selain pengalihan ke penerbangan nasional swasta lain, Irvan Harijanto menambahkan, bagi penumpang yang akan melakukan proses pengembalian uang, maka "refund" tersebut dapat dilakukan dalam waktu tiga puluh hari kalender sejak dilakukan pembatalan penerbangan.

"Atas terganggunya pelayanan sementara yang terjadi di beberapa bandara, maka manajemen Merpati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," katanya.

Sementara itu, Merpati Nusantara berupaya meringankan beban karyawan seperti pengurangan jam kerja dengan menggunakan jadwal bergilir selama masa konsolidasi yang juga mengakibatkan berhentinya sementara operasional Merpati.

"Kami memahami beban karyawan, sehingga kami berupaya meringankannya dengan jadwal bergilir," kata VP Corporate Secretary & Legal Merpati Riswanto CP di Jakarta.

Riswanto menjelaskan jadwal bergilir guna meringankan beban kerja karyawan dilakukan dengan menetapkan jadwal kerja satu pekan bekerja dan satu pekan "off" (libur).

Ia memaparkan kebijakan itu diterapkan pada tingkatan dari level pejabat struktural hingga ke seluruh karyawan di bawahnya. Namun kebijakan itu, ujar Riswanto, tidak berlaku untuk level direksi yang menurut dia masuk kerja setiap hari selama masa konsolidasi.

Kebijakan tersebut, menurut dia juga dilakukan oleh pihak manajemen karena para pegawai Merpati sudah sekitar tiga bulan belum dibayar gajinya.



Pemerintah sulit menalangi Merpati

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah sulit untuk menalangi utang PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) sebesar Rp6,7 triliun.

"Silakan bahas dulu di internal, setelah selesai baru dibawa ke rapat koordinasi. Buat saya, rakor untuk melihat perencanaan bisnisnya. Kalau tidak masuk akal, ya sudah, ditutup saja," kata Hatta di Jakarta.

Namun, lanjut Hatta, pemerintah masih memberikan kesempatan kepada PT Merpati Nusantara Airlines untuk bangkit dan menyelesaikan persoalan internal perusahaan, termasuk perusahaan-perusahaan mitra yang akan diajak kerja sama.

Pada 22 Januari 2014 PT Merpati Nusantara Airlines telah menunjuk PT Bentang Persada Gemilang dan PT Amagedon Indonesia sebagai mitra kerja sama operasional (KSO) untuk menjadi investor dan membenahi kinerja.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan kemitraan dengan kedua perusahaan tersebut akan membentuk anak usaha baru bernama PT Merpati Aviation Service. "Merpati Aviation Service nantinya akan menangani seluruh rencana pengembangan bisnis yang disiapkan oleh kedua mitra KSO tersebut," katanya.

Kemudian pada 28 Januari 2014 Dahlan mengatakan manajemen PT MNA sedang menyelesaikan persoalan perusahaan dengan melepas anak usaha PT Merpati Maintenance Facilities (MMF) dan Merpati Training Center. "Dalam rencana bisnis, manajemen sudah memutuskan MMF diambilalih PT Perusahaan Pengelolaan Aset untuk dicari investornya," katanya.

Sementara itu, VP Corporate Secretary & Legal Merpati Riswanto CP dalam keterangan tertulis di Jakarta menyebutkan Merpati saat ini sedang menjalankan proses restrukturisasi dan revitalisasi kepada pemerintah, mencakup program Kerja sama operasi (KSO), "spin off", divestasi, konversi utang menjadi saham, mendirikan anak perusahaan termasuk di dalamnya melakukan restrukturisasi rute.

Menurut dia, dalam rangka program restrukturisasi dan revitalisasi dari Kementerian BUMN, Merpati akan segera mengoperasikan tiga anak perusahaan baru yang nantinya akan membidangi perawatan pesawat, pelatihan penerbangan dan kerjasama operasi.

Riswanto menjelaskan proses berdirinya ketiga anak perusahaan dalam bentuk Perseroan Terbatas bernama PT Merpati Maintenance Facility International, PT Merpati Training Centre, serta perusahaan yang menangani kerja sama operasi yaitu PT Merpati Aviation Services.

"Tentunya dalam mempersiapkan anak perusahaan baru tersebut harus memenuhi persyaratan yang berlaku sebagai BUMN dan harus didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM yang saat ini sedang dilakukan oleh notaris," katanya.



Terbang Sebelum Akhir Februari

Menteri BUMN Dahlan Iskan memberi waktu kepada manajemen PT Merpati Nusantara Airlines agar sebelum akhir Februari 2014 perusahaan penerbangan itu sudah bisa kembali beroperasi.

"Kalau bisa, sebelum 21 hari ke depan Merpati bisa terbang lagi," kata Dahlan, usai menghadiri peluncuran buku `Road to Semen Indonesia`: Transformasi Korporasi, Mengubah Konflik Menjadi Kekuatan, di Jakarta, Selasa malam.

Sesuai dengan Peraturan Kementerian Perhubungan sebuah maskapai penerbangan jika tidak beroperasi selama 21 hari, maka sertifikat Air Operator Certificate (AOC) dapat dicabut.

Sejak 1 Februari 2014 Merpati terpaksa menghentikan operasionalnya karena dililit berbagai masalah yang membelit perusahaan itu, mulai defisit kas perusahaan, utang yang membengkak hingga sekitar Rp6,7 triliun, tunggakan asuransi, hingga tunggakan biaya gaji karyawan.

Terkait kondisi terkini Merpati itu, Dahlan menuturkan bahwa perusahaan itu sedang memasuki tahap konsolidasi sehingga wajar jika operasional perusahaan dihentikan sementara. "Selama konsolidasi Merpati (terpaksa) tidak terbang. Karena kondisinya jika (dipaksa) terbang maka semakin rugi," tandasnya.

Akan tetapi, soal gaji yang tertunggak, mantan Dirut PT PLN ini mengatakan seharusnya dapat diselesaikan oleh manajemen Merpati. Sesungguhnya ada cara menyelesaikan masalah gaji tersebut, yaitu dapat diatasi PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) Persero sebagai pihak yang ikut dalam menangani restrukturisasi Merpati.

"Masalahnya PPA yang menangani pelepasan anak usaha Merpati yaitu PT Merpati Maintenance Facilities dan PT Merpati Training Center belum mendapatkan dana dari pemerintah (Kementerian Keuangan), karena harus melalui prosedur yang panjang," kata Dahlan.

(M008)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024