Yogyakarta (Antara Jogja) - Puskesmas di Kota Yogyakarta menerima ratusan pasien yang menderita penyakit infeksi saluran pernafasan akut usai hujan abu erupsi Gunung Kelud yang menyelimuti wilayah tersebut sejak Jumat (14/2).
"Dari data yang dikumpulkan di 18 puskesmas, sudah ada 289 pasien yang menderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) setelah hujan abu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, ISPA selalu menduduki peringat pertama jenis penyakit yang diderita warga Kota Yogyakarta, sehingga perlu dilakukan kajian lebih dalam untuk menentukan apakah tingginya pasien ISPA pascahujan abu disebabkan oleh abu vulkanik atau sebab lain.
Selain ISPA, penyakit lain yang perlu diwaspadai adalah faringitis, dermatitis karena kulit yang sensitif pada debu, asma, serta diare.
Fita menyarankan agar masyarakat yang beraktivitas di luar rumah selalu mengenakan masker dan pelindung mata, dan banyak mengonsumsi air mineral.
"Persediaan obat-obatan di puskesmas juga cukup. Kami juga sudah mendistribusikan lebih dari 200.000 masker," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama RS Jogja Tuty Setyowati mengatakan, sudah menerima 71 kasus akibat abu vulkanik mulai dari ISPA, asma hingga luka karena kecelakaan.
"Luka kecelakaan tidak hanya disebabkan kecelakaan di jalan raya, tetapi ada juga warga yang terkena pecahan kaca saat membersihkan abu," katanya.
Tuty mengatakan, semua pasien hanya menjalani rawat jalan, tidak ada yang harus menjalani rawat inap.
Tuty menambahkan, seluruh pasien yang datang rumah sakit akan memperoleh masker secara gratis apabila belum mengenakan masker. Pasien dan masyarakat pun akan memperoleh edukasi mengenai kegunaan masker dan cara pemakaian yang benar sehingga tidak mudah terpapar abu vulkanik.
"Imbauannya adalah banyak minum air putih. Diusahakan bukan air dingin melainkan air hangat sehingga tenggorokan tidak mudah gatal," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang melakukan peninjauan ke RS Jogja mengatakan, pelayanan kesehatan di puskesma darn rumah sakit berjalan dengan baik. "Kasus yang paling banyak adalah ISPA. Namun semuanya sudah bisa ditangani dengan baik," katanya.
(E013)
Berita Lainnya
Dinkes Kulon Progo ingatkan masyarakat waspadai ISPA
Senin, 9 Desember 2024 21:21 Wib
Dinkes Yogyakarta imbau masyarakat waspadai ISPA selama masa pancaroba
Rabu, 23 Oktober 2024 2:18 Wib
Dinkes Yogyakarta minta masyarakat mewaspadai ISPA selama pancaroba
Rabu, 18 September 2024 17:45 Wib
Ridwan Kamil-Suswono prioritaskan kesehatan udara tekan ISPA di Jakarta
Minggu, 1 September 2024 19:45 Wib
Penyakit ISPA perlu diwaspadai jamaah haji Indonesia
Jumat, 10 Mei 2024 10:16 Wib
Tak sehat, kualitas udara DKI Jakarta
Jumat, 3 Mei 2024 6:42 Wib
Hindari diare, balita harus diberi makanan matang
Jumat, 5 April 2024 17:42 Wib
Dinkes Yogyakarta gencarkan pantau ISPA mencegah Mycoplasma pneumoniae
Senin, 4 Desember 2023 13:38 Wib