Kulon Progo (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menunggu hasil prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika terkait intensitas hujan untuk mempertimbangkan peningkatan status bencana di daerah ini.
"Kami sudah mengirim surat ke Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang predisik kondisi cuaca, namun sampai saat ini belum ada jawaban sehinga kami tidak bisa menaikkan atau menyatakan bencana, meski di wilayah utara sudah terjadi bencana tanah longsor," kata Kepala BPBD Kulon Progo Untung Waluyo di Kulon Progo, Selasa.
Ia mengatakan hujan yang mengguyur wilayah ini sejak Sabtu (30/11) hingga saat ini sedikitnya ada tujuh lokasi tanah longsor. Semuanya berada di wilayah Perbukitan Menoreh, yakni Kecamatan Kokap, Samigaluh, Pengasih, dan Girimulyo.
Titik lokasi tanah longsor seperti di Clapar (Kokap), Gunung Kelir (Girimulyo), dan Pendoworejo (Samigaluh).
"Dari laporan di lapangan tidak ada korban jiwa. Hanya rumah-rumah warga terkena tanah longsor dan jalan-jalan tertutup lumpur longsoran," kata Untung.
Ia mengimbau jika turun hujan dengan intensitas tinggi selama tiga jam, masyarakat hendaknya mengungsi ke rumah yang lebih aman.
"Langkah ini untuk mencegah timbulnya korban bila terjadi musibah tanah longsor," kata Untung.
Dia mengimbau warga Kecamatan Nanggulan dan Kalibawang untuk lebih waspada terhadap kemungkinan terjadi angin puting beliung karena dua kecamatan tersebut setiap tahun biasanya dilanda angin tersebut.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat Kecamatan Nanggulan dan Kalibawang yang di sekeliling rumahnya terdapat pohon besar agar dipangkas dahannya dan tidak sampai melebihi ketinggian rumah karena dikhawatirkan jika terjadi angin kencang pohon bisa tumbang.
"Wilayah Kulon Progo yang berada di Perbukitan Menoreh seperti Kalibawang dan Samigaluh berpotensi terjadi tanah longsor dan angin puting beliung," kata dia.
Semantara itu, lanjut Untung, wilayah kecamatan yang berpotensi tinggi terjadi banjir adalah Kecamatan Samigaluh dan Kalibawang, potensi menengah di Kecamatan Galur, Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Lendah, Nanggulan, Panjatan, Pengasih, dan Sentolo.
"Potensi tanah longsor terjadi di wilayah pegunungan, sedangkan banjir di wilayah bantaran sungai. Di Kulonprogo ada tiga sungai yang kami waspadai yakni Sungai Progo, Serang, dan Sungai Bogowonto," katanya.
Ia berharap BPBD DIY segera melakukan koordinasi dengan BPBD kota/kabupaten dalam mengantisipasi bencana.
"Kami berharap, BPBD memberikan materi kesiapan menghadapi bencana dan menangani korban," katanya.
(KR-STR)
Berita Lainnya
267 rumah warga rusak akibat gempa Garut, Jabar
Senin, 29 April 2024 13:42 Wib
Awas, tiga sumber ancaman gempa di DKI Jakarta
Minggu, 28 April 2024 20:41 Wib
Gempa Garut, Jabar, akibatkan empat orang terluka
Minggu, 28 April 2024 14:09 Wib
Puluhan rumah warga rusak akibat gempa Garut, Jabar
Minggu, 28 April 2024 9:37 Wib
Usai gempa, Garut, Jabar, pantau seluruh daerah
Minggu, 28 April 2024 6:47 Wib
Gempa Garut terasa hingga Sukabumi, Jabar, warga panik
Minggu, 28 April 2024 6:32 Wib
Tiga warga tertimbun longsor, kini tengah dicari
Jumat, 26 April 2024 10:02 Wib
Lima RT di Jakarta Selatan banjir
Kamis, 25 April 2024 9:13 Wib