Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong kelompok petani ikan di wilayah setempat membudidayakan perikanan secara higienis agar hasilnya dapat diterima masyarakat.
"Kegiatan budi daya perikanan yang selama ini masih asal-asalan itu harus diganti, karena saat ini di dunia sudah memperhatikan hasil perikanan yang dibudidayakan secara higienis," kata Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan DKP Bantul, Yus Warseno di Bantul, Kamis.
Ia mengakui masik banyak kelompok pembudi daya perikanan (pokdakan) di wilayah Bantul termasuk di daerah-daerah lain di Indonesia masih belum memperhatikan higienitas dalam mengembangkan usaha perikanan mereka.
Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya mendorong pokdakan memperbaiki proses budi daya perikanan, misalnya dengan menyediakan sarana yang memenuhi standar, serta pemanfaatan air kolam yang bersih agar hasil perikanan lebih sehat dan higienis.
"Makanya sejak ada program sertifikasi CBIB (cara budi daya ikan yang baik) itu, semua kelompok dianjurkan untuk budi daya perikanan higienis, karena kita tidak ingin bangsa kita dikasih makan ikan yang diolah secara tidak higienis," katanya.
Ia mengatakan, untuk mendorong pokdakan agar bisa budi daya perikanan secara higienis supaya mendapat sertifikat CBIB, pihaknya juga siap memberikan pelatihan dan pendampingan kepada kelompok bagaimana cara budi daya ikan.
Sementara, Kepala Bidang Budidaya Perikanan DKP Bantul Istriyani sebelumnya mengatakan, di Bantul terdapat 571 pokdakan, yang sebagian besar kegiatan pembesaran ikan dan sebagian kecil pembenihan, komoditas ikan yang dibudidaya lele, gurame dan nila.
Saat ini, menurut dia, dari seluruh pokdakan tersebut baru ada sekitar 60 kelompok yang telah tersertifikasi CBIB, kemudian beberapa kelompok pembenihan telah tersertifikasi cara pembenihan ikan yang baik (CPIB).
"Ke depan arahnya semua kelompok yang belum mendapat sertifikat bisa disertifikasi, karena dengan sertifikasi itu dari sisi produksi perikanan dijamin kualitasnya, ini arahnya untuk keamanan pangan," katanya.***1***
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Pasir sedimentasi laut di Indonesia belum diekspor
Senin, 29 April 2024 20:18 Wib
Kuota wisata di kawasan konservasi nasional diatur pemerintah
Sabtu, 6 April 2024 10:44 Wib
Perkuat pemasaran rajungan, pemerintah ajak forum komunikasi nelayan
Senin, 11 Maret 2024 14:51 Wib
Empat pengebom ikan di Sulteng ditangkap
Senin, 11 Maret 2024 11:06 Wib
Satu kapal Malaysia ditangkap di Selat Malaka
Rabu, 6 Maret 2024 2:52 Wib
Aruna-USAID kembangkan praktik perikanan berkelanjutan
Selasa, 27 Februari 2024 7:21 Wib
DKP Kulon Progo sosialisasikan perizinan usaha kepada poklahsar perikanan
Kamis, 22 Februari 2024 16:30 Wib
Indonesia perluas pangsa pasar tuna ke Jepang
Sabtu, 17 Februari 2024 5:27 Wib