Bantul (Antara) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan mendukung pemerintah menyukseskan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang diluncurkan serentak oleh Kementerian Kesehatan di 10 kabupaten/kota di Indonesia, Selasa.
"Sebagai penyelenggara program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), BPJS Kesehatan siap mengawal dan menyukseskan gerakan tersebut," kata Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Maya A Rusady usai peluncuran Germas di Bantul, DIY.
Sepuluh kabupaten/kota yang meluncurkan gerakan itu meliputi Kabupaten Bantul, Kabupaten Bogor, Kabupaten Pandeglang, Kota Batam, Kota Jambi, Kota Surabaya, Kota Pare-Pare, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Madiun.
Menurut dia, dukungan lembaga pemerintah yang hampir tiga tahun beroperasi ini karena konsep Gerakan Masyarakat Hidup Sehat sejalan dengan promotif preventif yang senantiasa digalakaan BPJS Kesehatan untuk menekan jumlah penderita katastropik di Indonesia.
"Sesuai dengan salah satu program Nawacita, gerakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, khususnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia," katanya.
Maya menjelaskan, pada tahun 2015 dana sebesar Rp16,9 triliun beban jaminan kesehatan terserap untuk membiayai penyakit katrastopik seperti jantung, gagal ginjal, stroke dan sebagainya.
"Padahal berbagai penyakit katrastopik itu sangat bisa dicegah melelui penerapan pola hidup sehat. Untuk itu kami siap mendukung dan menyukseskan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang sangat baik ini," katanya.
Menurut Maya, penyakit katrastopik cenderung muncul akibat faktor kebiasaan perilaku hidup tidak sehat seperti merokok, makanan tidak sehat, kurang olahraga dan sebagainya, sehingga jika ini dibiarkan maka berdampak kurang baik bagi kualitas kesehatan penduduk Indonesia.
Oleh sebab itu, kata dia, melalui program promotif preventif, BPJS Kesehatan berupaya menjaga masyarakat yang sehat untuk tetap terus sehat.
"Sedangkan bagi masyarakat yang berisiko menderita penyakit katrastopik seperti diabetes melitus dan hipertensi dapat mengelola risiko melalui program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) sebagai bagian dari upaya promotif preventif BPJS Kesehatan," katanya.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Lulusan PPDS di Indonesia berbasis RS harus berkualitas global
Minggu, 5 Mei 2024 14:54 Wib
Cuaca panas Indonesia hambat pemberian layanan kesehatan
Sabtu, 4 Mei 2024 17:54 Wib
Atasi rasio dokter spesialis, pemerintah membuka enam prodi di RS pendidikan
Sabtu, 4 Mei 2024 17:26 Wib
Diskesau mewujudkan transformasi kesehatan dukung tugas TNI AU
Jumat, 3 Mei 2024 21:42 Wib
Jika tak merokok dapat cegah pneumonia, kata dokter
Kamis, 2 Mei 2024 19:59 Wib
Ini lima risiko kesehatan jangkiti jamaah tatkala ibadah haji
Kamis, 2 Mei 2024 10:35 Wib
Awas, ada surel "phishing" atas namakan SATUSEHAT
Kamis, 2 Mei 2024 6:14 Wib
Indonesia-Singapura kembangkan kompetensi SDM kesehatan
Rabu, 1 Mei 2024 1:04 Wib