Kulon Progo, (Antara Jogja) - Belasan warga Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terserang penyakit anthrax karena mengonsumsi daging sapi yang diduga terserang anthrax.
Sekretaris daerah (Sekda) Kulon Progo Astungkara di Kulon Progo, Selasa, mengatakan petugas kesehatan telah mengambil sampel daging yang disimpan di lemari pendingin milik warga dan luka yang diderita 16 orang warga Purwosari.
"Hasil tes laboratorium itu, ada indikasi anthrax. Lokasi kejadian di Desa Purwosari, Girimulyo, tepatanya di tiga pedukuhan, yakni Ngroto, Ngaglik dan Panggung. Tiga dusun itu, lokasinya dicek dan ditemukan 16 orang terkena anthrax," kata Astungkara.
Ia mengatakan Dinas Kesehatan sudah melalukan pemeriksaan dan memberikan pengobatan kepada 16 orang warga Purwosari. Saat ini, kesehatan mereka berangsur membaik dan mulai ada kesembuhan.
Mereka tidak dilakukan isolasi karena tidak mual-mual dan pusing, hanya ada luka benjolan. Selain itu, mereka sudah mendapat perawatan dan pengobatan.
Dinas telah melacak awal mula kejadian ini. Ternyata, pada 12 November 2016, di Dusun Ngaglik, tepatnya rumah Ngatijo, sapinya sempoyongan. Kemudian dilakukan porak atau disembelih. Akhirnya, mereka bagi-bagi kepada masyarakat. Daging itu ada yang dikonsumsi, ada yang disimpan di lemari pendingin.
"Selanjutnya dilakukan uji laboratorium oleh Balai Besar Veteriner Wates dengan mengambil sampel daging yang disimpan di pendingin. Saat ini, daging masih diuji oleh BBVet," kata Astungkoro.
Atas kondisi tersebut, lanjut Astungkoro, Pemkab Kulon Progo melakukan berbagai langkah antisipasi. Pertama, pemkab melakukan tindakan Surveillance dengan melakukan penyemprotan dan melakukan vaksinasi hewan-hewan yang sehat.
Untuk itu, sejak Senin (16/1), pihaknha sudah koordinasi dengan camat, kades, dan dukuh supaya menginfomasikan kepada masyarakat, kalau hewan ternak terjadi sempoyongan segera melapor ke Dinas Pertanian.
Selanjutnya, bila terjadi sapi sempoyongan jangan dilakukan penyembelihan, dan segera membuat galian tanah sedalam dua meter dan dibuang.
"Kami juga melalukan pemantuan distribusi ternak. Dinas Kesehatan telah membuat laporan kepada Pemprov DIY dan Menteri Kesehatan atas kejadian ini," kata Astungkoro.
Terkait sumber penyakit anthrax ini, pihaknya masih terus melacaknya. "Apakah berasal dari lokal setempat atau dari daerah lain," katanya.
Menurut dia, potensi penyebaran penyakit anthrax ini sangat kecil. Dari informasi dan laporan yang diterima oleh pemkab sampai hari ini, hanya ada satu sapi dan lima kambing.
"Sekarang ini belum ada laporan tentang jumlah tambahan kambing dan sapi yang mati atau orang yang terjangkit berikutnya," kata dia.
(U.KR-STR)
Berita Lainnya
Usai gempa, warga pesisir pantai di Garut, Jabar, mulai beraktivitas
Minggu, 28 April 2024 9:41 Wib
Puluhan rumah warga rusak akibat gempa Garut, Jabar
Minggu, 28 April 2024 9:37 Wib
Gempa Garut terasa hingga Sukabumi, Jabar, warga panik
Minggu, 28 April 2024 6:32 Wib
Warga korban erupsi Gunung Ruang, Sulut, dipindah
Sabtu, 27 April 2024 5:30 Wib
Revitalisasi Cagar Budaya Nasional Muarajambi, warga dilibatkan
Sabtu, 27 April 2024 5:28 Wib
Tiga warga tertimbun longsor, kini tengah dicari
Jumat, 26 April 2024 10:02 Wib
Warga diminta patuhi radius bahaya 4 km Gunung Ruang, Sulut,
Kamis, 25 April 2024 9:15 Wib
3.614 rumah warga rusak dampak erupsi Gunung Ruang, Sulut
Kamis, 25 April 2024 5:58 Wib