Rektor Akprind: teknologi tanpa moral lahirkan neoimperialisme

id akprind

Rektor Akprind: teknologi tanpa moral lahirkan neoimperialisme

Upacara wisuda sarjana dan ahli madya periode I Institut Sains dan Teknologi (IST) Akprind Yogyakarta.(Foto Istimewa)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Rektor Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta Amir Hamzah mengatakan teknologi tanpa moral melahirkan penjajahan gaya baru atau neoimperialisme.

"Negeri kita saat ini tengah menjadi korban neoimperialisme itu," katanya pada upacara wisuda sarjana dan ahli madya periode I Institut Sains dan Teknologi (IST) Akprind di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, berdasarkan data BPK, perusahaan asing di Indonesia saat ini menguasai 70 persen tambang minyak dan gas, 75 persen tambang batu bara, nikel dan timah, 85 persen tambang emas dan tembaga.

"Hal itu bukan persoalan teknologi dalam arti para `engeener` Indonesia tidak mampu mengolah tambang, tetapi lebih kepada kurangnya kemandirian politik," katanya.

Ia mengatakan tragedi teknologi yang kalah karena ekonomi pernah terjadi ketika BJ Habibie dengan ribuan doktor, melalui IPTN setelah berkutat 40 tahun akhirnya mampu menciptakan pesawat N250 Gatotkaca dengan teknologi "fly by wire" sebuah teknologi termaju pada masa itu.

"Sukses uji coba penerbangan perdana N250 pada 10 Agustus 1995, yang dicanangkan sebagai hari kebangkitan teknologi nasional, membuat Presiden Soeharto meneteskan air mata bahagia karena anak bangsa akhirnya mampu menghasilkan inovasi teknologi tinggi," katanya.

Namun, menurut dia, krisis ekonomi 1997-1998 melanda Indonesia, IMF mensyaratkan pinjaman penyelamat ekonomi dengan "memaksa" menutup proyek IPTN, maka IPTN dengan karyawan 16.000 orang itu bubar.

Para doktor ahli pesawat terbang tersebut kemudian menyebar keluar negeri, bekerja di perusahaan penerbangan raksasa seperti Boeing dan Airbus.

"Itulah realitas yang menyadarkan kita bahwa penguasaan ilmu dan teknologi sangat terkait dengan kemandirian bangsa. Semoga para lulusan baru IST Akprind dapat berkontribusi merebut kemandirian tersebut," kata Amir.

Pada periode ini IST Akprind mewisuda sebanyak 196 lulusan terdiri atas 177 sarjana dan 19 ahli madya. Sebanyak 27 wisudawan lulus dengan predikat cumlaude.

Lulusan terbaik program sarjana diraih Petronella Mira Melati dari Program Studi Statistika dengan IPK 3,90 dan lulusan terbaik program diploma III diraih Nia Maulidya Dinastuti dari Program Studi Teknik Industri dengan IPK 3,82.

(U.B015)




































































































Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024