Diskominfo Kulon Progo mensosialisasikan alat pencacah limbah daun jati

id Diskominfo Kulon Progo,limbah jati,Akprind Yogyakarta,Kulon Progo

Diskominfo Kulon Progo mensosialisasikan alat pencacah limbah daun jati

Akprind Yogyakarta mengajarkan kepada KIM Kulon Progo terkait penggunaan alat pencacah limbah jati. (Foto ANTARA/HO-Diskominfo Kulon Progo)

Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta bersama IST Akademi Perindustrian Yogyakarta mengadakan sosialisasi penggunaan alat pencacah limbah daun jati untuk Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di Taruban Kulon, Desa Tuksono.

Kepala Seksi Pengelolaan Informasi Publik Diskominfo Kulon Progo Heri Budisantosa di Kulon Progo, Rabu, mengatakan kegiatan ini sesuai dengan tujuan dan harapan bersama, karena pengabdian masyarakat yang dilakukan IST Akademi Perindustrian (Akprind) Yogyakarta dengan memberikan alat pencacah limbah daun jati.
 

"Dengan sosialisasi cara penggunaannya, Diskominfo sudah membantu KIM dan pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat. Di Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo ini banyak tanaman pohon jati, sehingga perlu adanya pengelolaan yang tepat supaya memiliki nilai tambah bagi masyarakat," kata Heri.

Ia berharap kegiatan sosialisasi penggunaan alat pencacah limbah daun jati di Taruban Kulon dapat terus berlanjut dengan hasil karya mahasiswa yang lainnya, untuk digunakan dalam upaya membantu dan pemberdayaan KIM, serta pembangunan di desa.

"Diskominfo akan selalu melakukan pendampingan sesuai dengan anggaran yang ada dalam APBD, empat kali dalam setahun," katanya.

Kaprodi D3 Teknik Mesin IST Akprind Yogyakarta I Gusti Gede Badrawada menjelaskan proses pengabdian masyarakat dalam hal ini perancangan mesin pencacah merupakan hasil karya dari mahasiswa D3 yang di akhir semester ditugaskan untuk membuat alat teknologi tepat guna.

“Jadi, tugas dari mahasiswa merupakan penerapan ilmu yang diberikan dan tujuan lainnya adalah untuk membangun sense of engineering mahasiswa. Praktik pemakaian dari teori yang telah diberikan selama enam semester," katanya.

Badrawada mengatakan salah satu mahasiswanya melihat permasalahan di Desa Tuksono ini, yaitu banyak daun jati yang dibiarkan begitu saja, sehingga menjadi limbah atau sampah. Pengoperasian alat tersebut sangat gampang, daun jati tinggal dimasukkan ke dalam copper atau alat pencacah, nanti keluarlah daun jati yang tercacah dan hasilnya nanti bisa digunakan sebagai kompos.

"Memang harus mulai dipikirkan, memutar otak bagaimana agar bisa berguna. Atas dasar permasalahan tadi akhirnya dibuat mesin pencacah daun jati tersebut," katanya.
 

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024