Distan DIY mendata sawah terendam banjir

id sawah

Distan DIY mendata sawah terendam banjir

Ilustrasi sawah terendam banjir (antaranews.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta masih mendata luas lahan pertanian yang terendam banjir setelah diguyur hujan lebat akibat Siklon Cempaka sejak Selasa (28/11) hingga Rabu (29/11).

"Kami masih melakukan pendataan di lapangan sampai sekarang angkanya masih kami kumpulkan," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) DIY Sasongko di Yogyakarta, Kamis.

Meski demikian, menurut Sasongko, berdasarkan data sementara, sawah yang terendam paling dominan ada di Kabupaten Kulon Progo dan Bantul. "Saya mendapat laporan 12 hektar sawah terandam di daerah Prambanan, Sleman, namun setelah dicek airnya sudah surut," kata dia.

Menurut Sasongko, pendataan itu untuk memetakan seberapa besar petani yang berpotensi mengalami gagal panen akibat banjir tersebut. Seluruh petani yang mengalami gagal panen dan memliki asuransi tani, kata dia, akan mendapatkan ganti rugi Rp6 juta per hektar.

Sedangkan bagi petani yang belum mendaftar asuransi, maka tidak bisa mengklaim ganti rugi berupa uang. Meski demikian, Distan DIY berencana memberikan bantuan dalam bentuk benih padi.

"Kami masih konsultasikan kira-kira bisa tidak nanti petani yang belum memiliki asuransi tetap difasilitasi karena terdampak bencana," kata dia.

Meski banyak sawah yang terendam bajir, Sasongko meyakini target produksi padi pada 2017 yang dicanangkan mencapai 920.000 ton akan terpenuhi. Alasannya, padi merupakan jenis tumbuhan yang relatif tahan dengan genangan air dengan catatan lama genangan tidak mencapai sepekan.

"Kalau (terendam) dua hingga tiga hari saja saya kira tidak ada masalah karena padi merupakan jenis tanaman yang kuat dengan genangan," kata dia.

Distan DIY telah menyediakan pompa di seluruh kabupaten untuk menguras genangan air di sawah. Namun pengurasan belum dapat dilakukan mengingat debit air di sungai yang masih tinggi. "Air tentu kami pompa dan alirkan ke sungai, masalahnya air di sungai saat ini lebih tinggi daripada di sawah," kata dia.

(T.L007)
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024