UPT TPI Karangwuni gandeng nelayan luar daerah

id nelayan

UPT TPI Karangwuni gandeng nelayan luar daerah

Nelayan (Foto Antara)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Unit Pelaksana Teknis Tempat Pelelangan Karangwuni Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mendatangkan nelayan dari luar daerah untuk meningkatkan pendapatan nelayan dan mencapai target retribusi 2018.

Kepala UPT TPI Karangwuni Suryadi di Kulon Progo, Selasa, mengatakan setoran retribusi pada 2017 sebesar Rp7 juta dari seluruh TPI di wilayah Kulon Progo, sedangkan rencana target minimal 2017 yang hendak diraih sebesar Rp30 juta.

"Dari hasil retribusi yang terkumpul dari seluruh TPI dan karena tidak mencapai target sehingga untuk target 2018 diturunkan menjadi Rp 24 juta. Wacana ke depannya untuk meramaikan pelabuhan Tanjung Adikarto ini, kami akan mengundang atau mendatangkan nelayan dari luar daerah untuk meningkatkan pendapatan nelayan dan mencapai target retribusi," kata Suryadi.

Sementara itu, Kepala PPP Sadeng, Gunung Kidul, Darmadi, mengatakan dirinya mendapat tugas untuk mengelola Pelabuhan Sadeng di Gunung Kidul dan Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kulon Progo.

Untuk itu, dirinya berencana mendatangkan nelayan dari luar Karangwuni baik itu dari Sadeng maupun dari Cilacap guna meramaikan atau meningkatkan dan menghidupkan pelabuhan Tanjung Adikarto.

"Karena dimana pun, pelabuhan bisa berjalan dan berkembang pasti nelayannya masuk dari luar. Dengan catatan nelayan dari luar tetap mengikuti aturan yang ada, baik itu berupa perda maupun perturan yang berlaku di pelabuhan Tanjung Adikarto," kata dia.

Ia mengatakan ke depannya, Pelabuhan Tanjung Adikarto akan melaksanakan pembangunan penambahan alur masuk ke pelabuhan.

"Dana yang disiapkan Rp40 miliar dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO)," katanya.

Dukuh Karangwuni Suradi Landung mengharapkan pembangunan pelabuhan untuk dilanjutkan karena sangat diperlukan dan masih banyak yang perlu dibenahi, menanggapi adanya wacana nelayan dari Gunung Kidul yang mau ikut meramaikan di wilayah Karangwuni, tetapi sebagai masukan melihat dengan situasi alam laut sepanjang wilayah Kulon Progo sebagai contoh di Karangwuni ini sudah banyak nelayan dari Cilacap yang sudah berpengalaman di laut tetapi begitu dihadapkan dengan cuaca maupun alam di sini, mereka juga kewalahan.

"Jangan sampai nanti nelayan dari Gunung Kidul datang ke Karangwuni dengan maksud untuk meramaikan nelayan di Karangwuni tetapi malah sebaliknya menambah permasalahan. Karena situasi laut yang ada di wilayah Kulon Progo tidak sama dengan situasi laut di wilayah Gunung Kidul," katanya.

(U.KR-STR)