Pemkab memberikan bantuan jamban warga tidak mampu

id jamban bantuan

Pemkab memberikan bantuan jamban warga tidak mampu

Ilustrasi (Foto Antara)

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan bantuan jamban kepada masyarakat kurang mampu untuk meningkatkan pola hidup sehat karena menjadi modal dasar menuju kesejahteraan masyarakat.?

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Gunung Kidul Eddy Praptono di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan APBD Gunung Kidul menganggarkan sebanyak Rp900 juta untuk pembangunan 250 jamban.

"Setiap keluarga dibuatkan jamban seharga Rp3.650.000,yang tersebar di empat kecamatan, yakni Wonosari, Paliyan, Saptosari, dan Semanu," katanya.

Ia mengatakan wilayah yang tersasar program jamban sehat, yakni Desa Piyaman (Kecamatan Wonosari) 38 KK, Desa Wonosari (Kecamatan Wonosari) 6 KK, Desa Siraman (Kecamatan Wonosari) 39 KK, Desa Wareng (Kecamatan Wonosari) 39 KK, Desa Kepek (Kecamatan Saptosari) 48 KK, Desa Kramgduwet (Kecamatan Paliyan) 50 KK, dan Desa Semanu (Kecamatan Semanu) 38 KK.

"Harapannya semua warga yang belum memiliki jamban bisa dibuatkan jamban sehat," katanya.

Eddy mengatakan selain dari DPUPR dari Dinas Kesehatan juga memberikan bantuan jambanisasi yang berasal dari APBD DIY. "Tidak hanya dari kami, tetapi dari Dinas Kesehatan ada," katanya.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunung Kidul Priyanta Madya Satmaka mengatakan warga Gunung Kidul sebenarnya 99,99 persen sudah tidak ada yang buang air besar (BAB) sembarangan.

Warga telah memiliki jamban namun dalam program jambanisasi ini yang dimaksud adalah jamban leher angsa. Melalui anggaran provinsi sudah menyasar dua kecamatan masing-masing Gedangsari dan Kecamatan Saptosari, kemudian dengan APBD program jambanisasi menyasar sejumlah wilayah kecamatan.

"Sampai dengan saat ini masih ada 40 persen lebih warga yang belum memiliki jamban sehat," katanya.

Ia mengatakan melalui pagu indikatif wilayah kecamatan (PIWK) sejak 2016 sudah memulainya dengan memanfaatkan pagu sebesar Rp1 miliar. Waktu itu dimulai dari wilayah Kecamatan Saptosari.

"Anggaran sebesar Rp750 juta untuk program jambanisasi. Kami berusaha untuk menuntaskan target 100 persen jamaban sehat," katanya.