Pemkab: produksi bawang Bantul cukupi kebutuhan lokal

id Bawang merah

Pemkab: produksi bawang Bantul cukupi kebutuhan lokal

Penyimpanan bawang merah dengan cara digantung di Bantul, DIY (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul (Antaranews Joga) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan produksi bawang merah petani daerah itu tiap tahun mampu mencukupi kebutuhan pasar wilayah setempat.

"Kalau untuk memenuhi pasar Bantul jelas cukup bawang merah kita, bahkan sisa, karena produktivitas rata-rata sembilan sampai 10 ton per hektare," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Rabu.

Menurut dia, total lahan bawang merah di seluruh Bantul setiap tahun mencapai sekitar 700 sampai 800 hektare, yang sebagian besar dibudidayakan di tiga kecamatan pesisir, yaitu sebagian wilayah Kecamatan Kretek, Srandakan, dan Sanden.

Dari luasan lahan bawang merah itu, kata dia, sekitar 190 hektare lahan berada di daerah dataran tinggi Desa Selopamioro Imogiri dengan produktivitas panen di atas rata-rata yaitu mencapai 12 ton per hektare.

 "Sehingga kalau produktivitas bawang bisa 12 ton per hektare itu kan lebih besar lagi, dan kita juga membuat tata tanam tepat guna menjaga agar luas lahan bawang merah Bantul tidak lebih dari 800 hektare," katanya.

Pulung mengatakan karena kalau luasan bawang merah melebihi dari 700 sampai 800 hektare itu ada kecenderungan berpengaruh terhadap harga jual di pasaran yang akan turun, karena stok di tingkat petani melimpah.

"Jadi kami menjaga di angka 700 sampai 800 hektare, tidak kemudian kami `push` (dorong) bawang merah terus, karena kami menjaga kontinuitas dan luasan lahan supaya harga bawang tidak anjlok," katanya.

Ia juga mengatakan inovasi dalam membudidayakan tanaman komoditas hortikultura itu juga terus dilakukan, salah satunya dengan pertanian bawang merah organik dengan optimalisasi pupuk kandang untuk kualitas lebih baik di Nawungan Selopamioro.

"Mungkin di Indonesia bawang organik itu baru di Nawungan, karena rata-rata bawang merah itu petani khawatir tidak panen. Makanya masyarakat petani di Nawungan ini cerdas, mampu untuk mengembangkan kegiatan yang sifatnya tidak tetap, tetapi ada inovasi," katanya. (KR-HRI).


(T.KR-HRI) 27-06-2018 07:29:36


 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024