Walhi: jaga hutan bakau dari ekspansi industri

id bakau

Walhi: jaga hutan bakau dari ekspansi industri

Ilustrasi kawasan hutan bakau (Foto Antara)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengingatkan berbagai pihak terkait agar dapat menjaga mangrove atau hutan bakau dari ekspansi industri yang dapat merusak ekosistem kawasan pesisir dan laut di Tanah Air.

        "Sebagai negara dengan 23 persen dari total mangrove di seluruh dunia, Indonesia memiliki peran penting agar ekosistem mangrove yang ada dapat terjaga dengan baik selain berperan penting dalam mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim," kata Manajer Kampanye Keadilan Iklim Walhi, Yuyun Harmono, dalam rilis, Sabtu.

        Selain itu, ujar dia, fungsi ekosistem mangrove juga sangat krusial bagi keberlanjutan kehidupan nelayan dan masyarakat yang hidup di pesisir.

        Namun sayangnya, lanjutnya, dari total mangrove yang ada di Indonesia dengan luasan 3,4 juta hektar lebih dari 50 persen dalam kondisi rusak.

        "Kondisi ini disebabkan karena ekspansi industri properti, tambang, perkebunan, tambak serta pariwisata massal selain karena rusaknya ekosistem mangrove akibat tumpukan sampah dari darat yang mengalir ke laut," ucapnya.

        Ia berpendapat bahwa laju deforestasi mangrove hingga hari ini sudah sangat menghawatirkan karena berdasarkan sejumlah kajian, setiap tahun hampir 52.000 hektar mangrove di Indonesia musnah.

        Walhi menegaskan bahwa sebagai negara kepulauan dan terkait komitmen pemerintah hari ini untuk tidak lagi memunggungi laut, perlu kebijakan korektif dan sistematis untuk menghentikan laju deforestasi mangrove tersebut sekaligus memastikan keberlanjutan kehidupan nelayan dan masyarakat yang hidup di pesisir dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam upaya untuk pemulihan kondisi ekosistem mangrove.

        Di tempat terpisah, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga telah berpesan kepada masyarakat agar dapat menjaga laut termasuk dari aktivitas ekploitasi sektor pertambangan sebagai upaya melestarikan kawasan perairan nasional.

        "Jaga dari eksploitasi tambang yang berlebihan agar tetap terjaga kelestarian lautnya," kata Menteri Susi.

        Selain tambang, Menteri Susi juga menyoroti keberadaan mangrove yang merupakan tempat ikan berkembang biak dan "nursery ground".

        Untuk itu, ujar dia, pengelolaan ruang laut untuk kegiatan perikanan, pariwisata, dan pertanian harus dilakukan secara bijak, dengan memperhatikan aspek keberlanjutan.

        "Jangan lupa jaga bakau. Bakau itu tempat bertelurnya ikan. Tempat ikan beranak pianak. Juga sebagai tahanan untuk abrasi dan erosi. Yang murah, dibandingkan dengan bikin benteng-benteng," tuturnya.

        Susi juga mengimbau masyarakat untuk membersihkan pantai sebagai bagian dari kampanye Pandu Laut Nusantara, gerakan menuju laut bersih dan sehat.

        Menteri Kelautan dan Perikanan juga mengajak masyarakat mengurangi penggunaan sampah plastik yang berbahaya bagi ekosistem laut dan juga kesehatan manusia.

        Apalagi, ia juga mengingatkan bahwa pada tahun 2030 mendatang, jumlah plastik lebih banyak daripada ikan yang ada di lautan.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024