Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan sektor pertanian di pesisir daerah ini tidak terdampak gelombang tinggi yang melanda pantai selatan.
"Jadi kalau dari sektor pertanian memang belum terdampak gelombang tinggi akhir-akhir ini karena memang pertanian kami tidak berada di pinggir pantai secara persis," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Senin.
Gelombang tinggi pantai selatan DIY yang terjadi dalam sepekan terakhir telah menerjang bangunan maupun rumah tinggal di kawasan pantai Bantul, akibatnya pemukiman dan lingkungan sempat tergenang air laut usai gelombang pasang.
Akan tetapi, kata Pulung, lahan pertanian yang dibudidayakan di lahan pasir pantai berada jauh dari garis pantai sehingga sejauh ini sektor pertanian tidak terkena air laut yang bisa merusak tanaman pangan.
"Jadi lahan pertanian di Bantul ada jarak lebih dari satu kilometer dari pantai. Jadi dampak gelombang tinggi di sektor pertanian memang tidak terasa di Bantul, hanya saja kalau di sektor nelayan itu yang terasa," katanya.
Pihaknya belum mendengar apakah daerah atau kabupaten lain untuk sektor pertaniannya terdampak gelombang tinggi, namun demikian, jika berdampak ada kemungkinan budi daya pertanian terlalu dekat dengan pantai.
Ketika ditanya lahan pertanian di pesisir Baros Desa Tirtohargo Bantul yang beberapa hari lalu diterkena air laut, Pulung mengatakan, itu tidak masuk dalam kegiatan pertanian, melainkan hanya lahan yang dimanfaatkan untuk pertanian.
"Itu (kawasan Baros) lahan yang dimanfaatkan untuk sektor pertanian, tapi kalau dari sisi sarana produksi pertanian kami memang belum masuk, karena acuan kita satu kilometer ke utara (dari pantai) baru lahan pertanian," katanya.
Pulung juga mengatakan, jika air laut sampai masuk lahan pertanian otomatis bisa merusak karena airnya asin."Dan itu kalau daya dorongnya besar bisa menghanyutkan, tapi sementara ini belum, mudah-mudahan tidak ada," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto sebelumnya mengatakan, gelombang tinggi pantai selatan DIY yang berkisar empat sampai tujuh meter pada 24-sampai 30 Juli itu karena fenomena siklon tropis di China bagian selatan dan barat Australia.
"Fenomena ini sangat dimungkinkan berdampak pada gelombang cukup ekstrim dan sampai menerjang pemukiman di sepanjang pantai selatan karena kita lihat bersama permukiman di Pantai Pandansimo, Depok, dan Pantai Baru sudah sangat dekat dengan bibir pantai," katanya.
(T.KR-HRI/B/N. Yuliastuti)
Berita Lainnya
Pesisir Selatan, Sumbar, diguncang gempa
Rabu, 20 Maret 2024 16:15 Wib
ULM pasang penjernih air untuk masyarakat pesisir
Senin, 18 Maret 2024 5:16 Wib
Banjir bandang-longsor Pessel, Sumbar, telan 16 jiwa
Sabtu, 9 Maret 2024 18:27 Wib
Meninggal dunia, 10 korban banjir-tanah longsor Pesisir Selatan, Sumbar
Sabtu, 9 Maret 2024 16:29 Wib
BMKG imbau nelayan pesisir selatan DIY waspadai gelombang tinggi
Kamis, 7 Maret 2024 13:03 Wib
BPBD DIY meminta nelayan tunda melaut karena potensi gelombang tinggi
Jumat, 19 Januari 2024 19:27 Wib
Masyarakat pesisir diminta waspadai gelombang tinggi
Jumat, 19 Januari 2024 4:19 Wib
Pemkab Bantul memaksimalkan budidaya lobster di pesisir pantai selatan
Kamis, 18 Januari 2024 13:04 Wib