Gelombang tinggi perluas daratan Pantai Baron

id Pantai baron

Gelombang tinggi perluas daratan Pantai Baron

Pantai Baron, Gunung Kidul, Yogyakarta. (Foto ANTARA)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Gelombang tinggi yang menerjang pesisir selatan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan efek positif di Pantai Baron, yakni daratan yang semakin luas membawa dampak kenyamanan bagi wisatawan, dan diperkirakan bisa menarik wisatawan lebih banyak.

"Dalam tiga tahun terakhir Pantai Baron terbelah oleh sungai. Tapi sekarang sudah tidak lagi, sebab sungai mengalir lurus ke arah selatan tidak lagi ke timur," kata Ketua SAR Satlinmas Wilayah II Marjono di Gunung Kidul, Minggu.

Dia mengatakan dengan bertambahluasnya daratan di Pantai Baron diprediksikan akan berdampak positif terhadap jumlah kunjungan wisatawan. Selain itu, wisatawan akan merasa lebih nyaman dengan tidak adanya aliran sungai yang sebelumnya merupakan daerah berbahaya.

"Sungai sedalam lima meter juga hilang tertutup ombak. Tetapi kami mengimbau kepada wisatawan agar tidak terlena dan selalu waspada," imbau Marjono.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul Asti Wijayanti berpendapat serupa terkait dampak positif gelombang tinggi di Pantai Baron. Ia memperkirakan, Pantai Baron akan lebih ramai dikunjungi wisatawan dan kembali ke masa kejayaannya.

"Baron itu kan wisata kuliner sebenarnya, tetapi dengan semakin luasnya daratan ini kita memperkirakan juga akan menjadi daya tarik tersendiri," kata Asti.

Namun demikian ada hal lain yang menjadi perhatian pihaknya. Dengan luas daratan pasir di Baron akan memicu munculnya lapak payung atau pun tikar dari pelaku usaha.

Ia mengimbau agar mereka (penyedia jasa payung dan tikar) tidak menggelarnya terlebih dahulu sebelum ada wisatawan yang memesan. Sebab dikhawatirkan, wisatawan akan menjadi sungkan untuk bermain di area pantai.

"Pengalaman seperti di Krakal yang sempat viral itu, kami mengimbau jangan dipasang dulu sebelum ada yang memesan. Nanti terkesan penuh sesak dan mempersempit ruang gerak wisatawan. Buntutnya nanti wisatawan malas dan kapok untuk datang lagi," pungkas dia.


(KR-STR) 12-08-2018 15:52:29


 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024