BPBD Gunung Kidul usulkan tanggap darurat kekeringan

id Tanggap darurat kekeringan

BPBD Gunung Kidul usulkan tanggap darurat kekeringan

Ilustrasi. Telaga di Gunung Kidul mengering. FOTO ANTARA

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengirimkan surat ke pemerintah setempat untuk menaikkan status menjadi tanggap darurat kekeringan karena anggaran dropping air bersih sudah habis. 
     
"Jumat besok (2/11/2018), kami akan mengirimkan surat ke pemda, karena dana untuk dropping kami sudah habis," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Kamis.
     
Ia mengatakan dirinya telah memperhitungkan status tanggap darurat paling tidak selama 20 hari, dengan keadaan saat ini BPBD hanya bisa melakukan droping air sebanyak 16 rit.
     
"Hujan diperkirakan baru akan turun oleh Badan Metreologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) hujan baru turun pada minggu ke ketiga November," katanya.
     
Edy mengatakan untuk besaran dana tak terduga belum dihitung secara rinci, tetapi perhitungan kasar sekitar Rp80 juta. "Perkiraan cukup sampai musim hujan," katanya.
     
Dia mengatakan BPBD Kabupaten Gunung Kidul sudah berkomunikasi dengan Sekretaris Daerah Gunungkidul, dan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Gunung Kidul agar dana tidak terduga dapat turun. Sebab, mulai hari ini, anggaran pembelian BBM untuk truk tangki sudah habis.
     
"Hari ini (Kamis) kami dapat melakukan dropping air hingga Senin karena ada bantuan dari PLN," katanya.
   
Ia  mengatakan dana untuk dropping di setiap kecamatan secara umum sudah habis. Bahkan kali ini pihaknya juga telah menerima pengajuan dropping baru seperti Kecamatan Patuk dan Kecamatan Semin.
     
"Kecamatan Patuk belum pernah mengajukan dropping karena sudah ada tangki air, tetapi kali ini mengajukan karena dana dropping air sudah habis. Dan rata-rata dana dropping air di kecamatan sudah habis,” katanya.