Sleman revitalisasi "Wayang Wong Thengul"

id Wayang Thengul'

Sleman revitalisasi "Wayang Wong Thengul"

(Foto Antara/Dinas Kebudayaan Sleman)

Sleman (Antaranews Jogja) - Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam ragka untuk  melestarikan kebudayaan Jawa dan merevitalisasi potensi kesenian yang hampir punah akan mementaskan "Wayang Wong Thengul" dengan lakon "Pedang Kangkam Pamor Kencana" pada, Jumat 23 November 2018 malam di Dusun Seyegan Margokaton Seyegan Sleman.
     
"Pertunjukan 'Wayang Wong Thengul' ini merupakan pementasan yang pertama kalinya setelah masa vakum sejak 1980an," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Aji Wulantara di Sleman, Kamis.
     
Menurut dia, melalui upaya revitalisasi 'Wayang Wong Thengul' ini akan menambah khasanah dan memperkuat potensi kebudayaan di Kabupaten Sleman, sekaligus untuk memperkuat dan memperkokoh keistimewaan DIY.
     
"Wayang Wong Thengul mengalami masa kejayaannya pada 1967 hingga 1980an dan semenjak itu hingga kini mengalami masa kevakuman," katanya.
     
Ia mengatakan, fenomena tersebut dikarenakan beberapa hal, diantaranya dikarenakan banyak anggota yang pindah tempat tinggal, anggota lanjut usia, keterbatasan sumberdana serta kekurangan alat musik maupun kostum.
     
"Wayang Wong Thengul merupakan seni pertunjukan teater tradisional kerakyatan yang berkembang di Daerah Istimewa Yogyakarta sejak zaman Jepang," katanya.
     
Aji mengatakan, "Wayang Wong Thengul" merupakan seni tari yang menirukan olah "kridha" wayang golek/kayu jadi gerakan kaku dan patah-patah.
     
"Wayang wong (wayang orang) biasanya mengambil tema cerita Ramayana dan Mahabarata, akan tetapi 'Wayang Wong Thengul' mengambil tema cerita menak," katanya.
     
Adapun sinopsis cerita "Pedang Kangkam Pamor Kencana" adalah Negara Koparman akan melengkapi pusaka sebagai lambang kejayaannya yaitu Pedang Kangkam Pamor Kencana. Untuk mewujudkan upaya tersebut maka diutuslah Umarmaya dan Umarmadi.
     
Sesampainya di Nusa Rukmi, Umarmaya menggunakan akal bulusnya, namun hal tersebut diketahui oleh Patih Rasa Tali sehingga pada akhirnya usaha Umarmaya tersebut gagal.
     
Kemudian datanglah Ganggamina dan Gangapati, yang ingin mencari ayahanda Raden Imam Suwangsa. Kedua pemuda tersebut dimanfaatkan oleh Umarmaya dan akan ditanggung dapat bertemu dengan Iman Suwangsa.
     
Berangkatlah Gangga Mina dan Gangga Pati, dan setelah bertemu dengan Tali Rasa dan Rasa Tali akhirnya keduanya jatuh cinta dan pedang diserahkan kepada kedua pemuda tersebut.
     
Akhirnya Gangga Pati dijadikan Raja di Nusa Rukmi dan Gangga Mina  dijadikan Patih. Dengan demikian terjadilah perdamaian.

 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024