Produksi ikan di Kulon Progo melimpah

id Produksi ikan

Produksi ikan di Kulon Progo melimpah

Masyarakat Desa Bumireko, Lendah, Kabupaten Kulon Progo, DIY, membuat kolan ikan untuk membudidayakan lele. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Realisasi produksi ikan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama 2018 mencapai 15.564 ton atau 101,64 persen dari target 15.313 ton.
     
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, Jumat, mengatakan realiasi produksi ikan 2018 terdiri dari produksi ikan budi daya sebanyak 13.749 ton atau 106,67 persen dari target 12.890 ton.
     
Selanjutnya, produksi ikan tangkap 1.814 ton atau 74,85 ton dari target 2.423 ton.
     
"Data sementara produksi ikan selama 2018 sebanyak 15.564 ton. Produksi ikan budi daya belum optimal, begitu juga ikan tangkap. Kami akan mengevaluasi kembali supaya produksi ikan 2019 ini meningkat," kata Sudarna.
     
Ia mengatakan produksi ikan budi daya melebihi target meski sempat pesimistis karena ada pemutusan jaringan irigasi Kalibawang yang berdampak pada pengosongan kolam. Beberapa kecamatan, kolam ikan dibiarkan tidak diisi karena tidak ada air.
     
Selanjutnya, DKP tidak mampu mencapai target produksi ikan tangkap karena adanya gelombang tinggi pada Oktober hingga Desember yang menyebabkan nelayan tidak melaut dan hasil tangkapan ikan turun. Selain itu, beberapa nelayan yang beralih ke budi daya udang karena lebih menjanjikan.
     
"Pada 2019, kami optimistis produksi ikan budi daya akan optimal bandingkan 2018. Kami juga berharap tidak ada pemutusan jaringan irigasi Kalibawang supaya sentra produksi perikanan tetap produksi," katanya.
     
Ada pun rincian produksi ikan budi daya selama 2018, yakni triwulan satu realisasinya 3.851 ton atau 99,60 persen dari target 3.867 ton. Triwulan dua realisasinya 3.577 ton atau 138,79 persen dari target 2.578 ton.
     
Selanjutnya, triwulan tiga realisasinya 1.323 ton atau 51 persen dari target 2.578 ton dan triwulan empat 3.301 ton atau 85,39 persen dari target 3.867 ton. Produksi ikan budi daya triwulan dua mengalami peningkatkan drastis karena ada panen dini dampak dimatikannya saluran Irigasi Kalibawang. Hal ini berdampak pada turunnya produksi perikanan budi daya pada triwulan ketiga.
     
"Pada triwulan empat, saluran Irigasi Kalibawang kembali dibuka. Tetapi produksinya belum optimal," katanya.
     
Sudarna mengakui produksi ikan tangap selama 2018 tidak maksimal. Produksi ikan tangkap triwulan satu mencapai 448,703 ton atau 74,07 persen dari target 605,750 ton.
     
Triwulan dua mencapai 253,761 ton atau 69,82 persen dari target 363,450 ton. Triwulan tiga mencapai 280,918 ton atau 115,94 ton dari target 242,3 ton. Kemudian produksi triwulan ke empat hanya 772,45 ton atau 63,76 persen dari target 1.211 ton.
       
"Produksi ikan tangkap biasanya dimulai sejak September hingga Desember. Hal ini dikarenakan sedang musim migrasi ikan. Namun karena gelombang tinggi, banyak nelayan yang tidak melaut. Kalaupun melaut hasilnya tidak optimal," katanya.
     
Kepala  Bidang Perikanan Budi Daya DKP Kulon Progo Leo Handoko mengatakan pusat budi daya ikan yang terkena dampak dimatikannya saluran irigasi Kalibawang, yakni Kecamatan Kalibawang, Nanggulan, Girimulyo, Sentolo dan Panjatan.
     
"Produksi ikan budi daya ikan di Kulon Progo pusatnya di kecamatan tersebut. Kalau tidak ada air, maka dipastikan produksi ikan akan turun lebih dari 50 persen. Saat ini, kami masih melakukan pemantauan dan penghitungan produksi ikan di wilayah terdampak dimatikannya irigasi Kalibawang," kata Leo.