London (ANTARA) - Perdana Menteri Inggris Theresa May pada Jumat mengatakan akan mundur sebagai pimpinan Partai Konservatif, memicu persaingan perdana menteri baru yang harus berusaha memecahkan kebuntuan atas keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Berikut pernyataan tertulis yang May sampaikan di depan kediaman resminya Downing Street di pusat Kota London.
"Sejak pertama kali saya melangkahkan kaki di pintu belakang saya sebagai perdana menteri, saya telah berupaya menjadikan Inggris sebagai sebuah negara yang tidak hanya bekerja untuk segelintir orang istimewa saja, melainkan untuk semua orang.
"Dan untuk menghormati hasil referendum Uni Eropa. Pada 2016, kami memberi pilihan kepada rakyat Inggris. Berbeda dengan prediksi, rakyat Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa."
"Hari ini saya yakin sama seperti yang saya lakukan tiga tahun lalu bahwa dalam sebuah demokrasi, jika Anda memberikan pilihan kepada rakyat Anda harus menjalankan apa yang mereka putuskan. Saya sudah melakukan yang terbaik untuk itu."
"Saya merundingkan persyaratan Brexit dan hubungan baru dengan tetangga terdekat kami yang melindungi pekerjaan dan
keamanan kami serta Uni."
"Saya telah melakukan semua semampu saya untuk meyakinkan Anggota Parlemen agar mendukung kesepakatan itu. Sayangnya, saya belum berhasil melakukannya. Saya sudah mencoba sebanyak tiga kali. Saya yakin benar untuk bertahan, bahkan saat peluang untuk sukses semakin kecil."
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Boris Johnson lengser dari PM
Jumat, 8 Juli 2022 13:11 Wib
Inggris, UE sepakat melanjutkan pembicaraan terkait Brexit
Minggu, 6 Desember 2020 7:47 Wib
Pasca-Brexit klub Inggris tidak lagi bebas datangkan pemain Eropa
Rabu, 2 Desember 2020 5:18 Wib
PM Inggris Boris Johnson minta parlemen dukung RUU Brexit
Rabu, 23 Oktober 2019 0:21 Wib
Dolar AS merosot
Jumat, 20 September 2019 7:37 Wib
Dolar AS melemah
Sabtu, 14 September 2019 6:53 Wib
Dolar AS melemah
Rabu, 4 September 2019 8:30 Wib
Dolar AS menguat
Selasa, 3 September 2019 8:16 Wib