Disnakertrans Gunung Kidul mendapat alokasi 17 ribu program Kartu Pra Kerja

id Program Kartu Pra Kerja,Gunung Kidul,COVID-19

Disnakertrans Gunung Kidul mendapat alokasi 17 ribu program Kartu Pra Kerja

Warga mengunjungi laman prakerja.go.id mencariinformasi program Kartu Pra Kerja, di Palangka Raya, Rabu (8/4/2020) (ANTARA/Rendhik Andika)

Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendapat alokasi 17 ribu program Kartu Pra Kerja dari pemerintah pusat.

Kepala Disnakertrans Gunung Kidul Purnamajaya di Gunung Kidul, Sabtu, mengatakan program Pra Kerja ini ditujukan bagi para pekerja yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi COVID-19.

"Gunung Kidul mendapat alokasi 17 ribu dari 56 ribu Kartu Pra Kerga untuk DIY. Proses pendaftaran program Kartu Pra Kerja dilakukan secara online lewat situs Prakerja.go.id.," kata Purnamajaya.

Ia mengatakan Disnakertrans Gunung Kidul mencatat perusahaan sektor ekspor paling merasakan dampak adanya pandemi COVID-19 karena pekerja ada yang dirumahkan.

Berdasarkan data Disnakertrans Gunungkidul per 15 April 2020, ada sebanyak 733 pegawai yang telah dirumahkan. Sebanyak pegawai mendapat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat pandemi ini.

Lewat program Pra Kerja ini, warga akan mendapat bantuan senilai Rp 3,55 juta. Bantuan terbagi atas biaya pelatihan Rp1 juta, insentif pasca penuntasan pelatihan pertama selama empat bulan sebesar Rp600 ribu per bulan, serta insentif pasca pengisian tiga kali survei evaluasi Rp50 ribu per survei.

"Selain sebagai pemasukan, program ini juga sekaligus meningkatkan kemampuan dan peluang usaha warga," katanya.

Ia mengimbau warga, terutama para pekerja yang terdampak mendaftarkan diri dan mengikuti tes secara daring.

"Sudah ada warga yang mendaftar, namun jumlah persisnya tidak diketahui," katanya.

Sebelumnya Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Gunung Kidul Harry Sukmono mengatakan sekitar 3.635 pelaku wisata diarahkan untuk mengikuti program Kartu Pra Kerja.

Saat ini mereka bisa dikatakan tidak memiliki pemasukan lantaran tempat wisata ditutup sementara. Banyak di antara mereka yang beralih ke sektor pertanian.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Disnakertrans, dan berharap program ini jadi solusi bagi pelaku wisata untuk mencoba peluang usaha lain selama pandemi COVID-19," kata Harry.