Jakarta (ANTARA) - Petenis Kroasia Marin Cilic berpendapat penyelenggaraan US Open tanpa kehadiran penonton akan mengurangi nilai kemenangan bagi sang juara karena akan dikenang sebagai Grand Slam yang tidak semestinya.
"Saya merasa (turnamen) ini hanya akan terasa seperti pertandingan latihan," kata Cilic dalam sebuah wawancara dari Kroasia yang dikutip Reuters, Jumat.
Musim turnamen tenis berhenti di bulan Maret karena pandemi virus corona dan akan berlanjut setidaknya sampai akhir Juli akibat banyaknya negara yang memberlakukan karantina wilayah serta larangan perjalanan luar negeri.
US Open dijadwalkan akan berlangsung mulai 31 Agustus dan panitia sedang mencari berbagai skenario agar turnamen tetap berjalan, termasuk dengan skenario pelaksanaan tanpa penonton.
Cilic, yang menjuarai US Open 2014 di Flushing Meadows Arena dan menjadi capaian terbesar dalam karirnya, menilai arena yang bebas penonton justru akan merendahkan nilai pencapaian tersebut.
"Itu akan menjadi ingatan buruk di tahun-tahun mendatang, misalnya ada anggapan 'kau tahu pria itu memenangkan US Open pada tahun 2020 yang tidak dihadiri penggemarnya'," kata Cilic mencontohkan.
Cilic berpendapat bahwa perjalanan internasional diperlukan agar tenis profesional bangkit kembali.
"Musim tenis sedikit berbeda dari sepak bola atau basket. Mereka punya akhir musim dan musim berikutnya tergantung pada musim ini. Sementara untuk tenis, jika kita mulai pada Desember atau Januari nantinya jadwal tidak berubah terlalu banyak. Saya percaya bahwa tidak akan ada turnamen tanpa penggemar," pungkas mantan peringkat tiga dunia itu.
Ia juga menegaskan bahwa pelaksanaan turnamen tanpa penonton justru akan memunculkan kendala baru terkait sponsor dan perputaran uang yang didapat dari penonton.
'“Pada dasarnya seluruh tur bergerak dari sponsor dan orang-orang yang datang ke turnamen. Sponsor menginvestasikan uangnya karena orang-orang datang untuk menonton tenis dan melihat para pemain," tuturnya menjelaskan.