Yogyakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, dan Kebudayaan menyerahkan bantuan satu set peralatan polymerase chain reaction (PCR) beserta alat pelindung diri (APD) kepada Universitas Gadjah Mada untuk penanganan COVID-19.
Bantuan satu set peralatan PCR senilai Rp650 juta diserahkan Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Prof. Nizam kepada Direktur Utama Rumah Sakit Akademik UGM dr. Arief Budiyanto di Balairung UGM, Kamis.
"Mudah-mudahan apa yang kita lakukan efektif mencegah virus COVID-19, membantu masyarakat, menjaga bahkan meningkatkan layanan tridarma perguruan tinggi kita," kata Sekretaris Jendral Kemendikbud Ainun Na'im.
Ia mengatakan Kemendikbud khususnya Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, memang sedang melakukan berbagai perubahan dan penyesuaian rencana kerja dan anggaran terkait adanya pandemi COVID-19.
Menurut Ainun, tidak hanya menyangkut alokasi untuk pengadaan dan bantuan kepada rumah sakit dan fakultas kedokteran, tetapi juga untuk upaya-upaya dalam menjaga kelancaran proses belajar mengajar atau pelaksanaan tridarma perguruan tinggi secara keseluruhan.
Rektor UGM, Panut Mulyono mengatakan bantuan ini nantinya ditujukan untuk Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM untuk menambah kemampuan dalam menangani dan menanggulangi wabah COVID-19.
"Mudah-mudahan UGM bisa menanganinya dengan sebaik-baiknya wabah COVID-19 ini, tidak hanya pencegahan dan penanganan untuk warga UGM, tapi juga untuk warga Yogyakarta dan sekitarnya," katanya.
Dari data RSA UGM hingga saat ini telah menangani sebanyak 11 pasien positif COVID-19. Namun demikian, seluruhnya tidak sampai menggunakan ventilator atau alat bantu pernapasan.
"Mudah-mudahan kondisi ini menunjukkan Yogyakarta baik dalam tata kelola seperti social distancing dan lain-lain sehingga harapannya dapat menjadi percontohan untuk daerah-daerah lain," ujarnya.
Rektor berharap di masa pandemi ini dengan cepat ditemukan penciptaan alat-alat kesehatan dan obat-obat dari kampus. Dengan temuan-temuan tersebut selanjutnya diakselerasi agar kampus di Indonesia menjadi pusat riset unggulan sehingga ke depan Indonesia dapat membuat alat sendiri dan tidak impor.
"Kalaupun terpaksa impor hanya bagian-bagian yang utama saja, tetapi yang lainnya tetap bisa dibuat dan dirakit di dalam negeri untuk dapat kita manfaatkan," kata dia.
Berita Lainnya
Dewa 19 gebrak Soul Intimate Concert 2.0, penonton terhipnotis
Sabtu, 20 April 2024 7:28 Wib
Polisi gulung lima penyelundup 19 kg sabu dari Malaysia
Rabu, 17 April 2024 5:55 Wib
19 ribu wisatawan banjiri Kebun Binatang Surabaya
Senin, 15 April 2024 0:21 Wib
Tjandra Yoga Aditama meraih rekor MURI penulis COVID-19 terbanyak
Selasa, 9 April 2024 12:36 Wib
OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 di Indonesia berakhir
Senin, 1 April 2024 18:54 Wib
19 anggota geng motor bikin resah dicokok polisi
Senin, 1 April 2024 6:58 Wib
MK: Bertambah jadi 19, jumlah saksi dan ahli di sidang PHPU
Rabu, 27 Maret 2024 4:06 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib