Empat pasar tradisional di Yogyakarta dilengkapi QRIS layani transaksi nontunai

id pasar tradisional,yogyakarta, QRIS,nontunai

Empat pasar tradisional di Yogyakarta dilengkapi QRIS layani transaksi nontunai

Dokumentasi - Layanan transaksi nontunai di Pasar Beringharjo Yogyakarta menggunakan QRIS, 12 Agustus 2020. (Antara/Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Sebanyak empat dari 30 pasar tradisional di Kota Yogyakarta sudah dilengkapi dengan “Quick Response Code Indonesian Standard” yang bisa digunakan untuk melayani pembelian dengan transaksi nontunai.

“Saat ini baru ada di Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasthy) dan nantinya di Pasar Prawirotaman saat pedagang menempati kembali bangunan pasar yang sudah direvitalisasi awal Desember,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, meski penggunaan QRIS di sejumlah pasar tersebut belum maksimal karena terkendala kapasitas sumber daya manusia (SDM) pedagang, namun upaya sosialisasi dan edukasi akan terus dilakukan.

Yunianto berharap, seluruh pasar tradisional di Kota Yogyakarta akan dilengkapi dengan QRIS sehingga saat berbelanja di pasar tradisional tidak perlu membawa uang tunai karena bisa membayar menggunakan uang elektronik.

Pasar Prawirotaman, lanjut dia, akan menjadi percontohan penggunaan QRIS untuk transaksi belanja. Seluruh pedagang di pasar tersebut, 619 pedagang akan dilengkapi dengan QRIS di los mereka masing-masing.

Pembeli cukup memindai kode di tiap los pedagang dan membayar sesuai dengan nilai transaksi belanja. Pembayaran pun bisa menggunakan berbagai aplikasi uang elektronik yang banyak digunakan masyarakat.

“Tidak hanya satu jenis uang elektronik saja. Tetapi QRIS ini bisa diakses untuk berbagai jenis pembayaran elektronik. Uang pun akan langsung masuk ke rekening pedagang,” katanya.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta bekerja sama dengan BPD DIY untuk memberikan fasilitasi QRIS di pedagang pasar.

“Edukasi mengenai penggunaan QRIS, kemudahan dan keamanan pembayaran nontunai akan terus kami lakukan ke pedagang. Harapannya, pedagang di pasar tradisional pun ikut mendukung upaya pengembangan ekonomi digital di Kota Yogyakarta,” katanya.

Sementara itu, Lurah Pasar Beringharjo Barat Juriyadi mengatakan, baru ada sekitar 100 pedagang yang memiliki QRIS, yaitu pedagang yang berjualan makanan di depan Pasar Beringharjo.

“Tetapi, memang masih jarang yang memanfaatkan QRIS itu untuk transaksi nontunai. Pedagang masih memilih melakukan transaksi secara tunai,” katanya.

Meskipun demikian, ia mengatakan, sudah banyak pedagang souvenir atau batik yang juga memanfaatkan pembayaran nontunai menggunakan mesin EDC dari berbagai perbankan.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024