Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) mendistribusikan bantuan berupa tenda dan logistik senilai Rp500 juta untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi pengungsi pengungsi Merapi.
"Untuk sementara bantuan yang kami berikan senilai Rp500 juta bentuknya tenda COVID-19, kebutuhan dasar kelompok rentan seperti matras, logistik juga untuk ibu hamil, balita dan anak-anak," kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos RI, Safii Nasution dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Bantuan diserahkan melalui Dinas Sosial DI Yogyakarta dan Dinas Sosial Kabupaten Boyolali. Tenda yang disiagakan sebanyak 20 unit untuk pengungsian di wilayah lingkar Merapi masing-masing 10 unit di DIY dan Boyolali, Jawa Tengah.
"Saat ini kami siagakan 20 unit, namun ketika nanti dibutuhkan lebih, kami siap datangkan lagi untuk para pengungsi. Tenda ini warnanya merah putih, dan sengaja dibuat agar pengungsi nyaman ketika harus tinggal di pengungsian," tambah dia,
Tenda tersebut berukuran 8 x 6 meter dengan bahan terbuat dari PVC yang tidak terlalu panas namun juga tidak terlalu dingin.
Sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 dikalangan pengungsi erupsi Merapi, pemerintah telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat dengan membuat bilik-bilik di lokasi pengungsian dan memasang alat ozonisasi guna membunuh partikel kecil penyebar virus.
Untuk membantu kelancaran distribusi keperluan pengungsi, Kemensos telah menyiagakan sebanyak 369 Taruna Siaga Bencana (Tagana). Dari jumlah tersebut sebanyak 69 orang di dua lokasi pengungsian, ujar Safii.
Sementara Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kemensos untuk memudahkan langkah jika Merapi erupsi.
Dia mengatakan jumlah pengungsi saat ini di Glagaharjo sebanyak 239 jiwa yang terdiri dari lansia, ibu hamil, anak-anak dan bayi. Kebutuhan yang mendesak saat ini adalah kebutuhan dasar seperti makanan pendamping ASI, biskuit, juga vitamin.
Aktivitas kegempaan Gunung Merapi masih tinggi sejak statusnya dinaikkan menjadi Siaga atau level tiga pada 5 November. Aktivitas kegempaan yang tinggi itu menimbulkan guguran tebing lava lama.
Proses evakuasi warga dari lereng Gunung Merapi sejak penetapan status siaga masih difokuskan untuk kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, anak-anak, dan penyandang disabilitas.
Berita Lainnya
Gunung Merapi memuntahkan enam kali guguran lava sejauh 1,5 kilometer
Kamis, 4 April 2024 10:17 Wib
DLHK DIY: Rehabilitasi lahan Merapi untuk meningkatkan kondisi tata air
Rabu, 3 April 2024 19:55 Wib
Gubernur DIY mencanangkan rehabilitasi lahan kawasan Gunung Merapi
Rabu, 3 April 2024 19:54 Wib
Gunung Merapi memuntahkan tujuh awan panas guguran beruntun
Senin, 4 Maret 2024 21:12 Wib
Gunung Merapi meluncurkan lima kali guguran lava ke arah dua sungai
Jumat, 1 Maret 2024 11:05 Wib
Bupati Sleman menerima "ubarampe" upacara adat Labuhan Merapi
Minggu, 11 Februari 2024 15:39 Wib
Gunung Merapi luncurkan 143 kali guguran lava
Sabtu, 3 Februari 2024 7:02 Wib
Merapi luncurkan guguran lava empat kali sejauh 1,2 km
Jumat, 2 Februari 2024 11:16 Wib