Peneliti: Masyarakat mulai menyongsong model kerja hibrid

id hibrid,lark

Peneliti: Masyarakat mulai menyongsong model kerja hibrid

Peneliti sosial dan komunikasi DR Devie Rahmawati (HO-Istimewa)

Yogyakarta (ANTARA) - Peneliti sosial dan komunikasi DR Devie Rahmawati mengatakan masyarakat saat ini mulai menyongsong penerapan model kerja hibrid atau "hybrid working" yang membuka kemungkinan untuk meningkatkan produktivitas karyawan.

"Dengan konsep yang fleksibel, model kerja ini muncul sebagai jawaban terhadap era baru," ucap Devie dalam acara Lark end-of-year secara virtual, Senin.

Devie meyakini bahwa situasi pandemi COVID-19 adalah jembatan terhadap masa depan dan akselerator untuk transformasi digital. Situasi tidak akan kembali seperti sebelum adanya pandemi, namun masyarakat akan terus beradaptasi pada perubahan zaman dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital.

"Masyarakat telah menjadi pribadi yang adaptif di tengah ketidakpastian akan pandemi dengan beradaptasi pada perubahan melalui cara-cara baru untuk menjalani aktivitas kesehariannya," katanya.

Fenomena tersebut diperkuat dengan hasil penelitian terkini dari Cisco yang menunjukkan bahwa meningkatnya cara bekerja hibrid berdampak pada operasional perusahaan. Diprediksi, 77 persen organisasi besar akan meningkatkan fleksibilitas kerja, sementara 53 persen organisasi besar akan memperkecil ukuran kantor.

Namun, penerapan "hybrid working" bukan semata-mata hanya bagaimana sebuah usaha mengubah struktur organisasi dan penempatan strategis, tetapi juga memberikan efek pada semua level dalam bisnis seperti pengaturan tugas, aktivitas, proses manajemen, dan penguasaan teknologi.

Jika model kerja remote memang sepenuhnya mengandalkan teknologi, dalam model kerja hibrid justru kombinasi antara kompetensi tenaga manusia dengan teknologi menjadi yang utama.

Tentunya, penerapan model kerja ini harus melibatkan peran pemimpin yang perhatian dan cepat tanggap, terutama dalam mengusulkan teknologi apa yang cocok, baik untuk usaha besar, menengah, maupun kecil.

CEO Rumah Siap Kerja Roestiandi Tsamanov mengatakan nilai kepemimpinan sangat penting dalam menentukan performa bisnis ke depan, terlebih di era post normal yang akan memberikan perubahan besar di industri.

Seorang pemimpin perusahaan maupun UMKM perlu berfikir secara solutif di tengah tantangan yang sedang dihadapi untuk tetap bertahan dan menjaga kestabilan bisnis.

"Komunikasi juga harus dibangun secara terus menerus agar mempererat hubungan antar pegawai dan perlu adanya penerapan teknologi yang baik untuk mendukung hal tersebut," katanya.

Ia mengatakan inisiatif yang dapat dilakukan dalam beradaptasi pada era cara kerja baru harus diperkuat dengan indikator kerja utama yang tepat.

Hal ini menjadi penting untuk tetap menjaga efektivitas dan efisiensi dalam bekerja, sekaligus menunjang karyawan untuk meningkatkan produktivitas dengan pengukuran yang ideal.

"Dalam mewujudkannya, kami percaya bahwa pelaku usaha perlu menentukan teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi, sehingga setiap rangkaian proses bekerja dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan," katanya.

"Kami melihat bahwa UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital terbukti dapat meraih peluang yang lebih besar. Melalui penerapan teknologi yang tepat, tantangan yang ada dapat diatasi dengan baik dan malah justru mejadi peluang untuk maju," kata Tsamanov.

Senior Professional Service Consultant Lark Suryanto Lee mengatakan platform kolaborasi digital, Lark, hadir sebagai inovasi cara kerja virtual yang mentransformasi cara berkolaborasi di tempat kerja dengan menggabungkan berbagai "collaboration tools" penting dalam satu platform yang saling terhubung.

Hal ini menjadi keunggulan bagi para pengguna karena dapat mengerjakan berbagai macam hal, dari membuat dan mengedit dokumen, menerima email, mengirimkan pesan, mengelola agenda, hingga menelepon, serta melakukan "video conference" dalam satu aplikasi tunggal.

"Dengan demikian, mampu memaksimalkan produktivitas karyawan dalam bekerja dan meningkatkan kompetensi digital dalam penerapan 'hybrid working'," kata Suryanto.

Lark, dengan menghadirkan fitur seperti grup chat yang bisa menjangkau hingga 5.000 orang, panggilan video tanpa batas hingga 100 peserta, dan penyimpanan cloud gratis hingga 200GB memungkinkan para pengguna untuk berkolaborasi secara dinamis.

Lark mampu menjadi pusat kontrol yang memungkinkan tahap kerja terotomasi seperti persetujuan, alur kerja, pengeluaran, dan data kehadiran dapat diintegrasikan.

Untuk lebih meningkatkan kolaborasi, Lark juga memiliki fitur Magic Share, sebuah fitur unik yang memungkinkan tim untuk berbagi dan mengedit dokumen dalam video call secara real-time membuat penerapan "hybrid working" menjadi lebih efektif.

"Semua fitur tersebut terintegrasi dengan baik dalam sebuah aplikasi tunggal yang tersedia di Mac, PC, iOS, dan Android," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024