Yogyakarta berencana membangun hidran kampung yang sempat tertunda

id hidran,kampung,yogyakarta,kebakaran

Yogyakarta berencana membangun hidran kampung yang sempat tertunda

Ilustrasi Hidran penyuplai air kebakaran (ANTARA/HO/21)

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta pada tahun ini kembali melanjutkan pembangunan hidran kampung yang sempat tertunda pada 2020 akibat pandemi COVID-19 meskipun hanya akan dilakukan di dua kampung.

“Pada tahun lalu, kami sebenarnya sudah merencanakan menambah titik hidran kampung di beberapa lokasi, tetapi ada realokasi dan refocusing anggaran untuk penanganan pandemi COVID-19. Anggaran untuk pembangunan hidran kampung pun dipangkas,” kata Pelaksana Harian Kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta Anggoro Sulistyo di Yogyakarta, Rabu.

Rencana tersebut, lanjut Anggoro, akan direalisasikan pada tahun ini, namun belum bisa dibangun di seluruh kampung yang sudah masuk dalam rencana penambahan titik pada tahun lalu. Penambahan titik akan dilakukan bertahap dan sesuai dengan urutan kesiapan detail engineering design (DED).



Pada tahun ini, pembangunan hidran kampung akan dilakukan di Kampung Ngadiwinatan dan Purwodiningratan yang berada di Kelurahan Ngampilan dengan alokasi anggaran sekitar Rp1,4 miliar.

“Kedua kampung tersebut merupakan kampung dengan permukiman yang cukup padat dan jalan kampung yang sempit, sehingga menyulitkan akses kendaraan pemadam kebakaran yang biasanya berdimensi besar,” katanya.

Anggoro mengatakan permintaan masyarakat untuk menambah titik hidran kampung cukup banyak, sehingga perlu dilakukan seleksi berdasarkan skala prioritas dan tingkat kerawanan atau potensi kebakaran di wilayah.

“Salah satunya adalah kepadatan permukiman dan akses jalannya dan usulan masyarakat biasanya disampaikan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) di wilayah," katanya.

Program penambahan hidran kampung sudah diawali pada 2017 di Pathuk dan Kauman. Program tersebut kemudian dilanjutkan pada 2019 di sejumlah kampung, yaitu di Gemblakan Bawah, Ledok Tukangan, Jlagran, dan Cokrodirjan.



“Sejauh ini, belum ada kerusakan. Mudah-mudahan tidak ada kerusakan jaringan hidran yang sudah dibangun karena biaya pembangunannya cukup mahal,” ucapnya.

Masyarakat diminta untuk ikut menjaga infrastruktur tersebut agar selalu berfungsi dengan baik apabila sewaktu-waktu digunakan, sehingga Dinas Kebakaran dan Penyelamatan menunjuk satu petugas untuk memegang kunci hidran di wilayah.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024