ASPD ulang Kelas VI SD di Gunung Kidul berjalan lancar

id ASPD,Gunung Kidul

ASPD ulang Kelas VI SD di Gunung Kidul berjalan lancar

Siswa SMP di Gunung Kidul melaksanakan uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka. (ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memastikan pelaksanaan Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah ulang yang diikuti 9.701 siswa Kelas VI Sekolah Dasar berjalan lancar.

"Pelaksanaan Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) ulang mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berjalan lancar, tanpa kendala," kata Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Gunung Kidul Sudyo Marsito di Gunung Kidul, Rabu.

Ia mengatakan 9.701 siswa Kelas VI SD terpaksa mengulang ASPD karena sebelumnya bermasalah. Persoalan tekhnis itu berupa kesalahan entri dalam perintah mengerjakan soal. ASPD Tahun Ajaran 2020/2021 merupakan pengganti ujian nasional, bukan menjadi penentu namun sebagai pertimbangan kelulusan.

"Penyelenggaraan ASPD menindaklanjuti kebijakan penghapusan Ujian Nasional (UN). Dengan adanya ASPD maka ada standar pemetaan mutu pendidikan,” katanya.

Sudyo mengatakan pihak sekolah juga tengah persiapan Penilaian Akhir Tahun (PAT) Tahun Ajaran 2020/2021 atau kenaikan kelas. PAT ini dilaksanakan siswa jenjang SD kelas I hingga V. Agenda awalnya dilakukan selama satu minggu, mulai Kamis (3/6) sampai dengan sepekan ke depan.

"Kami juga menekankan supaya pelaksanaan PAT tetap mematuhi protokol kesehatan," katanya.

Kepala Bidang (Kabid) SMP Disdikpora Gunung Kidul Kiswara mengatakan Disdikpora telah menerbitakan surat edaran jadwal PAT tingkat SMP. Hal tersebut menindaklanjuti hasil koordinasi dalam rangka penyelenggaraan PAT Tahun Pelajaran 2020/2021. PAT siswa SMP dimulai 7-14 Juni 2021 yang dibagi dalam dua sesi Kelas VII dan VIII.

Adapun mata pelajaran PAT tingkat SMP, yakni Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, IPA, Pendidikan Agama, Bahasa Jawa, PKn, IPS, Penjasorkes, Seni Budaya, Prakarya, atau muatan lokal dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

"Pelaksanaan TIK sendiri dilakukan secara daring. Namun jika siswa tidak mampu, sekolah menyediakan fasilitas,” katanya.