Pembangunan PMDN pertama di KIT Batang diresmikan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meletakkan batu pertama pembangunan PT Rumah Keramik Indonesia (PT RKI) yang merupakan proyek penanaman modal dalam negeri (PMDN) pertama di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, Selasa (7/6).
Pabrik keramik yang akan dibangun di lahan seluas 13,4 hektare itu merupakan proyek penanaman modal dalam negeri (PMDN) pertama yang melakukan groundbreaking di KIT Batang.
Dengan adanya groundbreaking proyek senilai Rp1,5 triliun dan diperkirakan dapat menciptakan kurang lebih 1.000 lapangan pekerjaan itu, Bahlil menegaskan bahwa investasi di Indonesia tidak hanya dari penanaman modal asing (PMA) saja, akan tetapi juga kontribusi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN).
"PT RKI ini merupakan PMDN pertama yang melakukan groundbreaking,," katanya lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
Pembangunan proyek tersebut akan berkontribusi mengurangi substitusi impor. Ia mendorong PT RKI dapat meningkatkan kapasitas produksinya, mengingat belum dapat terpenuhinya kebutuhan dalam negeri saat ini.
Selain tax allowance yang diberikan, Kementerian Investasi/BKPM akan memberikan fasilitas pembebasan pajak atas impor barang mesin yang diperlukan oleh PT RKI serta terkait dengan pasokan dan penetapan harga gas di KIT Batang.
Hal ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam mendukung pengusaha lokal dalam membangun investasinya di negeri sendiri.
Direktur PT RKI Surya Handoko menyampaikan apresiasinya atas dukungan Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait lainnya sehingga dapat terlaksana rencana pembangunan PT RKI di KIT Batang, Jawa Tengah ini.
Pabrik keramik itu direncanakan akan mulai berproduksi secara komersial pada bulan Februari 2023.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Investasi/Kepala BKPM juga menyaksikan secara langsung Penandatanganan Komitmen Kerjasama Usaha Bersama antara PT RKI dengan beberapa pelaku usaha lokal/UMKM.
Pabrik keramik yang akan dibangun di lahan seluas 13,4 hektare itu merupakan proyek penanaman modal dalam negeri (PMDN) pertama yang melakukan groundbreaking di KIT Batang.
Dengan adanya groundbreaking proyek senilai Rp1,5 triliun dan diperkirakan dapat menciptakan kurang lebih 1.000 lapangan pekerjaan itu, Bahlil menegaskan bahwa investasi di Indonesia tidak hanya dari penanaman modal asing (PMA) saja, akan tetapi juga kontribusi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN).
"PT RKI ini merupakan PMDN pertama yang melakukan groundbreaking,," katanya lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
Pembangunan proyek tersebut akan berkontribusi mengurangi substitusi impor. Ia mendorong PT RKI dapat meningkatkan kapasitas produksinya, mengingat belum dapat terpenuhinya kebutuhan dalam negeri saat ini.
Selain tax allowance yang diberikan, Kementerian Investasi/BKPM akan memberikan fasilitas pembebasan pajak atas impor barang mesin yang diperlukan oleh PT RKI serta terkait dengan pasokan dan penetapan harga gas di KIT Batang.
Hal ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam mendukung pengusaha lokal dalam membangun investasinya di negeri sendiri.
Direktur PT RKI Surya Handoko menyampaikan apresiasinya atas dukungan Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait lainnya sehingga dapat terlaksana rencana pembangunan PT RKI di KIT Batang, Jawa Tengah ini.
Pabrik keramik itu direncanakan akan mulai berproduksi secara komersial pada bulan Februari 2023.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Investasi/Kepala BKPM juga menyaksikan secara langsung Penandatanganan Komitmen Kerjasama Usaha Bersama antara PT RKI dengan beberapa pelaku usaha lokal/UMKM.