Badung, Bali (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Handayani dalam Taklimat Media Kegiatan Sampingan G20 Indonesia di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu, menyebutkan financial technology (fintech) direncanakan untuk mengimplementasikan BI-FAST pada tahun 2023.
"Kenapa fintech saat ini belum? Karena memang di awal untuk pilot project, BI-FAST ditujukan untuk perbankan terlebih dahulu," kata Handayani.
Saat ini, ia menuturkan masih terdapat investasi yang harus dilakukan fintech untuk berpartisipasi dalam menerapkan BI-FAST.
Nantinya, mekanisme implementasi BI-FAST fintech bisa melalui peserta langsung dan peserta tidak langsung. Peserta tidak langsung merupakan peserta yang tidak menyelenggarakan BI-FAST dan mengelola likuiditas rekening setelmen dana secara langsung.
"Jadi peserta tidak langsung nantinya bisa bersama-sama dengan bank yang sudah ikut sebagai peserta langsung," ungkapnya.
Handayani menyebutkan memang terdapat beberapa syarat dari sisi kualifikasi untuk bisa menjadi peserta BI-FAST.
Kendati begitu, diharapkan nantinya seluruh pelaku industri bisa memanfaatkan fasilitas BI-FAST karena BI-FAST memfasilitasi transaksi yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal (cemumuah).